Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin
Dalam kitab Riyadhus Shalihin Kitabul Ilmi Al Imam An Nawawi menyebutkan hadits nabi shallalahu’alaihi wasallam,
وَعَنْ
أَبِى هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ قَالَ:وَمَنْ سَلَكَ
طَرِيْقًايَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْمًا,سَهَّلَ اللهُ لَهُ طَرِيْقًا إِلَى
الجَنَّةِ
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu,
sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Barang
siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.” (H.R Muslim)
Kandungan Hadits
Hadits ini menjelaskan tentang keutamaan ilmu dan pengaruh serta dampaknya yang baik.
“Menempuh Jalan” disini mencakup:
(1) Jalan secara indrawi, yaitu
jalan yang dilalui kedua kaki, seperti sesorang pergi dari rumahnya
menuju tempat untuk menimba ilmu baik berupa masjid, madrasah, ataupun
universitas dan lain sebagainya.
Dan termasuk hal ini adalah rihlah
(mengadakan perjalanan) dalam rangka mencari ilmu yaitu seseorang yang
rihlah dari negerinya ke negeri lain untuk mencari ilmu, maka hal ini
adalah termasuk menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu.
Sungguh Jabir bin Abdillah Al Anshori
radhiallahu ‘anhu, seorang shahabat Rasulullah shallallahu‘alaihi
wasallam mengadakan rihlah untuk mendapatkan satu hadits selama
perjalanan sebulan di atas onta, beliau menempuh perjalanan dari
negerinya ke negeri yang lain selama sebulan untuk mendapatkan satu
hadits, yang diriwayatkan Abdullah bin Unais radhiallahu ‘anhu dari
Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam, yang diriwayatkan Imam Bukhari
dalam kitab Adabul Mufrad No. 746.
(2) Jalan yang bersifat maknawi, yaitu mencari ilmu dari pendapat dan perkataan para ulama’ dan kitab-kitab.
Maka orang yang menelaah kitab-kitab
untuk mengetahui dan mendapatkan hukum permasalahan syari’at walaupun
dia duduk diatas kursinya maka ia telah menempuh satu jalan mendapatkan
ilmu. Barang siapa duduk dihadapan seorang syaikh (ahlul ilmi) dia
belajar darinya, maka ia telah menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu
walaupun ia duduk.
Barangsiapa menempuh jalan tersebut
maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga, karena dengan
ilmu syar’i engkau akan mengerti hukum-hukum Allah Subhanahu wa ta’ala.
Engkau mengetahui syari’at Allah, apa yang diperintahkan dan apa yang
dilarang-Nya, sehingga engkau ditunjuki ke jalan yang Allah Azza wa
Jalla ridhoi dan menghantarkan engkau ke jannah. Manakala bertambah
semangat dalam menempuh jalan yang mengantarkan kepada ilmu maka
bertambah pula kemudahan jalan yang mengantarkanmu ke surga.
Dalam hadits ini terdapat dorongan
semangat untuk “tholabul ilmi” (mencari ilmu) tanpa diragukan oleh
seorangpun. Maka sudah sepantasnya bagi manusia untuk segera
mempergunakan kesempatan. Terlebih bagi pemuda yang dia lebih mampu
menghafal dengan cepat, lebih kuat melekat pada pikirannya, maka sudah
sepantasnya untuk bersegera menggunakan waktu dan umurnya sebelum datang
masa-masa yang menyibukkan dirinya.
[Dinukil dari kitab Syarah Riyadhus
Shalihin, Bagian Kitabul Ilmi Hadits ke 1389, karya Syaikh Muhammad bin
Shalih Al ‘Utsaimin, cetakan Darul Atsar (3/424-426), diterjemahkan oleh
Al Ustadz Muhammad Rifa’i]
Sumber: Buletin Da’wah Islam Riyadhus Shalihin Edisi 005/Jumadil Tsani/1427 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar