Pernah tidak punya rasa jengkel,
atau kesal, atau benci, atau iri, dan yang sejenisnya terhadap orang lain?
Diakui atau tidak, perasaan-perasaan ini sepertinya normal ya? (hehee… excuse…
:P) Dan saya rasa, sebagian besar dari kita pernah mengalaminya. Penyebabnya bisa macam-macam, entah perbedaan
pendapat atau argumen, konflik, atau mungkin sikap. Pada dasarnya,
perbedaan-perbedaan seperti ini tidak mungkin dihindari. Ya, namanya manusia,
banyak bangsa dan sukunya. Tetapi, kalau perbedaannya terlanjur sulit
diselaraskan, atau kurang lapang dada untuk memaafkan, bisa jadi tumbuh
benih-benih benci atau dendam karna was-was yang ditiup si syaithan (iiih…
paling bete deh kalau sudah begini…).
Pernah suatu kali, saya punya
konflik dengan seorang sister. Sepertinya, baru kali itu saya punya konflik
yang benar-benar menguras perasaan. Penyebabnya, sepertinya ‘sederhana’, hanya
karna salah paham dan kami kurang terbuka satu sama lain. Saya sempat kesulitan
menghilangkan rasa jengkel dan tidak suka terhadap sister yang satu ini. Meskipun bete, jujur, saya
ingin sekali menghilangkan rasa-rasa atau prasangka buruk saya terhadap
sister tersebut. Teman saya bilang,
perasaan buruk dalam hati seperti gajah… (hehee… agak aneh ya analoginya??)
But, that’s so true! Perasaan-perasaan buruk itu rasanya seperti ada ganjalan
besar dalam hati, inginnya segera dibuang jauh-jauh supaya tidak mengendap dan
jadi memburuk… (hiiii…). Setelah curhat dengan suami, saya dimintanya untuk
ikhlas memaafkan si sister. I tried that, but somehow it’s still hard (mungkin
karna bawaan karakter kali ya… hehee…). Setelah beberapa waktu, alhamdulillah,
saya menemukan sebuah do’a yang bagus sekali yang diajarkan dalam Al Qur’an, QS
Al Hasyr ayat 10;
“… Robbanaghfirlanaa wa li
ikhwaaninalladziina sabaquuna bil iimaan, wa laa taj’al fii quluubinaa ghillal
liliadziina aamanuu. Robbanaa innaka ro’uufurr rahiim”
“… Wahai Rabb kami, ampunilah
kami dan saudara-saudara kami yang telah terlebih dahulu beriman sebelum kami,
dan janganlah Kau jadikan di dalam hati kami ada perasaan dengki terhadap
orang-orang yang beriman. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Lembut lagi
Maha Penyayang.”
Dengan tekad kuat, akhirnya, saya
baca do’a ini berkali-kali sambil mengingat wajah sister tersebut.
Alhamdulillah, setelah beberapa waktu, perasaan itu sedikit demi sedikit surut.
So happy! The elephant has gone away! :D
Kalau diingat-ingat ilmunya,
sepertinya, seharusnya memang seperti inilah kita memperlakukan saudara atau
saudari kita. Jika pun ada kesalahan yang tidak kita sukai, bukan selanjutnya
kita melakukan keburukan padanya (keburukan yang tersembunyi dalam pikiran atau
hati, atau keburukan yang nyata-nyata). Melainkan mendo’akannya dengan kebaikan
dan berprasangka baik. Syukur-syukur jika do’a baiknya berbalik ke diri kita
sendiri :D Bahkan, kalau tidak salah, saya pernah membaca seorang ulama berkata
bahwa keburukan itu terhapus dengan kebaikan… :)
Well, saya masih perlu belajar…
Banyak belajar banyak hal. Just share the story here, in case, you have a same
experience and don’t know how to kick out that ‘elephant’ away! :D Selamat
mencoba do’anya ya! :)
sumber : https://ourlittlenotes.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar