Jumat, 27 April 2012

Mahabbah


Illahi….
Aku masih ingat saat pertama dulu aku belajar mencintai-Mu, lembar demi untai kata para ustdz ku resapi, tentang cinta para nabi, tentang kasih para sahabat, tentang mahabbah para sufi, tentang kerinduan para syuhada.. lalu ku tanam di jiwa dalam-dalam…

Tapi..Robb…
Berbilang detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan kemudian tahun berlalu… Aku berusaha mencintai-Mu dengan cinta paling utama…


Namun…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untuk-Mu. Aku makin merasakan gelisahku membadai dalam cinta yang mengawang, sedang kakiku mengambang tanpa menjejak bumi…Hingga aku terhempas dalam jurang dan kegelapan…

Wahai…Illahi…
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun berlalu. Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakan jiwaku kembali….Menatap, memohon dan menggiba-Mu.

Allahu Rohim…Illahi Robby…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku..

Allahu Rohman…Illahi Robby…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu sebisaku.

Illahi….
Aku tak sanggup mencintai-Mu, dengan kesabaran menanggung derita, umpama nabi Ayub, Musa, Isa, hingga Al-Mustafa, karena itu izinkan aku mencintai-Mu melalui keluh kesah pengaduanku pada-Mu, atas derita bathin dan jasadku, atas sakit dan ketakutanku…

Robb…
Aku tak sanggup mencintai-Mu seperti Abu Bakar As-Siddiq yang menyedekahkan seluruh hartanya demi tegaknya dien-Mu atau layaknya Umar yang menyedekahkan separo hartanya demi jihad di jalan-Mu, atau Usman yang menyerahkan seribu ekor kuda untuk syiarkan dien-Mu. Maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku melalui seratus, dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di perempatan jalan. Pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan.

Illahi…
Aku tak sanggup mencintai-Mu dengan khusyuknya sholat salah seorang sahabat Rasul-Mu, hingga tak hirau dia pada anak panah musuh yang terhujam di kakinya…

Karena itu… Ya..Allah..
Perkenankanlah aku tertatih menggapai cinta-Mu dalam sholat yang coba ku dirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.

Robb…
Aku tidak dapat beribadah ala sufi dan abid yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta dengan-Mu, maka izinkanlah aku untuk mencintai-Mu dalam satu, dua rakaat lail ku, dalam satu, dua sunnah nafilah-Mu, dalam desah nafas kepasrahan tidurku…

Ya.. Maha Rahman…
Aku tak sanggup mencintai-Mu bagai para Al-Hafidz dan Hafidzah yang menuntaskan kalam-Mu pada satu putaran malam maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, melalui selembar, dua lembar tilawah harianku…

Ya…Rohim…
Aku tak sanggup mencintai-Mu semisal Sumayyah yang mempersembahkan jiwanya demi tegaknya dien-Mu, seandai para syuhada yang menjual dirinya dalam jihad bagi-Mu, maka perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku dengan mempersembahkan sedikit waktu dan pengorbanan untuk dakwah-Mu, maka izinkanlah aku mencintai-Mu semampuku dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru…

Allahu Karim…
Aku tak sanggup mencintai-Mu diatas segalanya bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, maka izinkan aku mencintai-Mu dengan mencintai keluargaku, sahabat-sahabatku serta manusia dan alam semesta, dan perkenankanlah aku mencintai segalanya karena-Mu..

Allahu Rahmanur Rahim… Ilahi Robb…
Perkenankanlah aku mencintai-Mu semampuku, agar cinta itu mengalun dalam jiwaku dan agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.
Amin…Amiin Ya Robbal’alamin…



 

Amalan yang Paling Dicintai oleh Allah



Ketika kita mengerjakan shalat fardhu (Subuh, Zhuhur, Ashar, Maghrib, & Isya), ternyata kita bisa mendapatkan suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dibanding dengan amalan-amalan lain. Bayangkan amalan ini lebih dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dibanding dengan Berjihad dijalan Allah dan Berbakti kepada orang tua. Subhanallah bukan?

Ya, amalan ini memang gampang-gampang sulit, tetapi ketika kita benar-benar bertekad dan meluruskan niat, insya Allah amalan yang satu ini sangat mudah dilaksanakan.

Ketika berbicara tentang waktu shalat, memang terkadang kita menganggap itu adalah sesuatu yang biasa-biasa saja, tetapi ternyata amalan yang kita bicarakan di atas adalah Shalat di awal waktu, seperti yang tertera dalam hadits nabi di bawah ini,

Abdullah (bin Mas’ud) RA berkata, “Saya bertanya kepada Nabi, ‘Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?’ (Dalam satu riwayat: yang lebih utama) Beliau bersabda, ‘Shalat pada waktunya’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau bersabda, ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Saya bertanya, ‘Kemudian apa lagi’? Beliau bersabda, ‘Jihad (berjuang) di jalan Allah.”‘ Ia berkata, “Beliau menceritakan kepadaku. (Dalam satu riwayat: “Saya berdiam diri dari Rasulullah.”) Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya.” (H.R. Bukhari, hadits Shahih dan terdapat di dalam Shahih Bukhari)

Kita mengetahui bahwa jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala[1] dan berbakti kepada orang tua jaminannya surga[2], maka bagaimana dengan Shalat di awal waktu yang statusnya itu adalah amalan yang paling dicintai Allah? Wah masalah balasan yang akan kita terima nanti itu hak Allah yang akan memberikan.

Setelah kita mengetahui semua ini, maka mulai saat ini juga, marilah kita berusaha untuk shalat di awal waktu. Shalat di awal waktu dan di akhir waktu lamanya waktu kita shalat gak bedanya kan? Dan juga biasanya kalau shalat di akhir waktu, biasanya kita sering kebablasan, atau terlupa. Untuk menghindari itu, maka shalatlah di awal waktu. Tidak ada ruginya bukan ketika kita shalat di awal waktu?

Semoga dengan melakukan amalan-amalan yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita bukan hanya mendapatkan ganjaran yang sangat besar tetapi juga Cinta dari Allah Subhanahu wa Ta’ala..

Karena ketika kita menjadi kekasih Allah Subhanahu wa Ta’ala, insya Allah kita akan selalu dijaga oleh-Nya (bayangkan, yang menjaga kita adalah zat yang menguasai alam ini), lalu apa yang kita minta pasti akan dikabulkan (betapa nikmatnya bukan?). Maka bersungguh-sungguhlah dalam meraih cinta Allah Subhanahu wa Ta’ala. dengan melakukan amalan-amalan yang dicintainya.

Wallahu a’lam Bishshawab.


Catatan kaki:

[1] Rasulullah Saw ditanya tentang peranan kedua orang tua. Beliau lalu menjawab, “Mereka adalah (yang menyebabkan) surgamu atau nerakamu.” (HR. Ibnu Majah)

[2] Kedua kaki hambaKu yang dilibat debu dalam perang fisabilillah tidak akan tersentuh api neraka. (HR. Bukhari)

Kamis, 12 April 2012

Cara tidur Rasulullah


Tidur adalah salah satu kebutuhan terpenting bagi tubuh dan jiwa kita, sekaligus merupakan nikmat dari Allah SWT yang tidak ternilai. Sayangnya tidak semua orang mengerti bagaimana cara tidur yang berkualitas tinggi seperti halnya Rasulullah Muhammad SAW. Berikut ini adalah tips singkat mengenai bagaimana cara beliau ketika akan tidur dan ketika bangun tidur, semoga bisa kita ikuti


 Ketika akan tidur:

    Berwudhu-lah seperti wudhu ketika akan sholat;
    Bacalah do’a sebelum tidur. Pilihlah salah satu dari contoh doa Rasulullah SAW di bawah   
     ini:



        “Bismika Allahumma Amut wa Ahyaa“, yang artinya: “Dengan nama-Mu ya Allah aku mati dan hidup”;
        “Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka“, yang artinya: “Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu”;
        “Alloohumma bismika amuutu wa ahyaa“, yang artinya: “Ya Allah, dengan Asma-Mu aku mati dan aku hidup”;
        “Allahumma aslamtu nafsii ilaika wawajjahtu wajhi ilaika wafawwadhtu amrii ilaika wa alja’tu zhahrii ilaika raghbatan warahbatan ilaika laa malja-a walaa manja-a minka illaa ilaika. Aamantu bikitaabikalladzii anzalta wanabiyyikal ladzii arsalta“, yang artinya: “Wahai Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, menyerahkan semua urusanku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harapan dan takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang Engkau turunkan dari nabi yang Engkau utus”.



    Bacalah surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas dalam posisi berbaring. Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah membaca ketiga surat tersebut setelah mengumpulkan kedua telapak tangannya dan meniupnya. Kemudian setelah selesai membaca, beliau mengusapkan kedua tangannya 3x ke seluruh badan yang mampu diusap, dengan dimulai dari kepala, muka, dan bagian depan badannya;
    Berbaringlah dengan memiringkan tubuh ke arah kanan;

Penelitian modern telah membuktikan bahwa kebiasaan tidur Rasulullah Muhammad SAW dengan cara berbaring miring ke kanan dengan diselingi berbaring miring ke kiri sebentar, sangat bermanfaat bagi tubuh kita, diantaranya adalah:

1.      Melancarkan pencernaan

2.      Memperlancar pernafasan ketika tidur

3.      Menjaga jantung tetap sehat

4.      Menjaga paru-paru tetap sehat

Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam.



    Letakkan tangan kanan di bawah pipi sebelah kanan;
    Dan tidurlah dengan tenang dan damai :)

       Ketika bangun tidur:

    Berdoalah dengan doa yang beliau ajarkan ini: “Alhamdu lillaahil-lladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilayhin-nusyuur“, yang artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami kembali”;
    Usaplah bekas tidur dari wajah dengan tangan;
    Hiruplah air ke dalam hidung lalu keluarkan (semburkan) kembali. Ini disebut beristinsyaq dan beristintsaar;
    Sikat gigi (bersiwak);

     Hal lain yang penting tentang cara tidur beliau:

    Tidurlah di awal malam setelah sholat Isya
    Jangan pernah tidur dalam posisi tengkurap (perut ada di bawah)

Nah, mudah kan? Silahkan dipraktekkan :)