FENOMENA Alam yang cukup langka
akan terjadi kembali tahun ini pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2016 yaitu
Gerhana Matahari Total.
Menurut Kepala Lembaga
Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin saat dihubungi
oleh TEMPO.CO, Kamis, 21 Januari 2016, "Gerhana matahari total kali ini
selain langka juga teristimewa karena lintasan gerhananya hanya terjadi di Daratan
Indonesia, yaitu di 12 Propinsi. Sedangkan sisanya terjadi di Lautan Hindia dan
Pasifik."
Ke-12 Propinsi yang dilintasi gerhana matahari total adalah:
1. Sumatera
Barat
2. Sumatera
Selatan
3. Bengkulu
4. Jambi
5. Bangka
Belitung
6.
Kalimantan Barat
7.
Kalimantan Tengah
8.
Kalimantan Selatan
9.
Kalimantan Timur
10. Sulawesi Barat
11. Sulawesi Tengah
12. Maluku Utara
Waktu puncak terjadinya gerhana
untuk wilayah Indonesia bagian barat adalah pada pukul 07.20 WIB.
Sedangkan untuk Indonesia bagian
tengah, puncak gerhana matahari total akan terlihat pada pukul 08.35 Wita.
Indonesia bagian timur,
mendapatkan waktu puncak gerhana ini akan terjadi pada pukul 09.50 WIT.
Menurut Lapan, gerhana matahari
total kali ini hanya akan terlihat selama 1,5-3 menit. Wilayah lain di
Indonesia yang tidak berada di 12 provinsi tersebut akan tetap bisa menyaksikan
gerhana matahari meski hanya sebagian yang terlihat.
Thomas juga mengatakan gerhana
matahari total seperti ini pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, yaitu pada
1983, 1988, dan 1995. Gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret
2016 diperkirakan baru akan terjadi lagi pada 2023.
*Sumber: https://m.tempo.co/read/news/2016/01/21/061738177/lapan-gerhana-matahari-total-sapa-indonesia-pada-9-maret-2016
Matahari dan bulan adalah dua
planet yang setiap hari bisa kita saksikan dengan mata telanjang. Keduanya
menandakan pergantian waktu dari malam ke siang dan sebaliknya dari siang ke
malam. Masing-masing beredar pada garis edarnya secara terus menerus sampai
hari akhir nanti.
QS. Ar-Rahman (55): 5
Matahari dan bulan beredar
menurut perhitungan,
QS. Al-Anbiya (21): 33
Dan Dialah yang telah menciptakan
malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
QS. Ibrahim (14): 33
Dan Dia telah menundukkan
matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan
telah menundukkan malam dan siang bagimu.
Bumi adalah tempat tinggal semua
manusia. Ada yang tinggal di belahan bumi utara, selatan, timur dan barat.
Selain manusia, tumbuhan dan binatang adalah makhluk yang lahir, hidup dan mati
di muka bumi ini.
Matahari dan bulan serta
bintang-bintang di angkasa luas dapat dilihat oleh manusia karena bumi tempat
tinggal semua manusia adalah pusat pengamatannya.
Seperti yang pernah dicontohkan
Nabi Ibrahim AS dalam mencari Tuhan sesungguhnya.
QS. Al-An'am (6): 76 - 78
Ketika malam telah menjadi gelap,
dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah
tuhanku." Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak
suka kepada yang terbenam."
Lalu ketika dia melihat bulan
terbit dia berkata, "Inilah tuhanku." Tetapi ketika bulan itu
terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."
Kemudian ketika dia melihat
matahari terbit, dia berkata, "Inilah tuhanku, ini lebih besar."
Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku
berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan."
Gerhana matahari terjadi ketika
posisi bulan terletak di antara Matahari dan Bumi sehingga menutup sebagian atau
seluruh sinar dari Matahari.
Biarpun secara ukuran Bulan
terlihat lebih kecil, bayangan Bulan mampu menutup sinar Matahari karena Bulan
posisinya lebih dekat dari Bumi yaitu berjarak hampir 385.000 kilometer
dibandingkan posisi Matahari yang mempunyai jarak hampir 150.000.000 kilometer
dari Bumi.
*Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerhana_matahari
----
Ya, pada saat gerhana matahari
inilah ketiga planet yang kita lihat sehari-hari (matahari-bulan-bumi) berada
pada posisi sejajar tegak lurus layaknya jalan yang lurus.
Begitulah cara ketiga planet
tersebut bertasbih secara serentak dan harmonis untuk tunduk dan pasrah
berserah diri secara sukarela untuk taat kepada yang menciptakan mereka, yaitu
Tuhan seluruh alam.
QS. Al-Hajj (22): 18
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa
yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga
matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata,
dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan
azab. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya.
Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.
QS. An-Nisa (4): 125
Dan siapakah yang lebih baik
agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang
dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah
telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-(Nya).
QS. Al-Isra (17): 44
Langit yang tujuh, bumi, dan
semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun
melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih
mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.
---
Ya, fenomena alam inilah yang
menandakan bahwa alam semesta juga bertasbih dengan memuji-Nya seperti juga
kita makhluk yang bernama manusia yang juga tunduk berserah diri menghamba di
dalam shalat agar selalu diberikan petunjuk "jalan yang lurus",
karena Allah tahu manusia itu seringkali tidak berada di garis edarnya,
seringkali melakukan dosa dan kesalahan serta makhluk yang tiada daya upaya
melainkan hanya pertolongan Allah semata.
Seperti doa yang dipanjatkan Nabi
Ibrahim AS ketika telah "melihat fenomena alam" untuk tunduk berserah
diri kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan kepasrahan mendalam
mengikuti agama yang benar (lurus).
Doa tersebut diabadikan dan
selalu kita baca di dalam shalat dan lebih dikenal dengan nama doa Iftitah:
QS. Al-An'am (6): 79
Aku hadapkan wajahku kepada
(Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti)
agama yang benar (lurus), dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.
Ketika Gerhana Matahari sedang
berlangsung, sebaiknya kita yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut
dianjurkan untuk melakukan shalat gerhana agar selaras dengan alam semesta
untuk selalu berada di jalan yang lurus yaitu jalan yang Engkau ridhai.
QS. Al-Hijr (15): 98
maka bertasbihlah dengan memuji
Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (salat),
Allah tidak menciptakan fenomena
gerhana matahari itu melainkan dengan kebenaran (haq). Itulah tanda-tanda
Kebesaran-Nya yang Dia perlihatkan kepada orang-orang yang mengetahui dan mau
mengambil pelajaran (hikmah).
QS. Yunus (10): 5
Dialah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat
orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan
tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.
Saat berada di satu posisi yang
lurus inilah selayaknya kita bersama-sama matahari, bulan dan bumi untuk tunduk
berserah diri di dalam sinergi semesta bertasbih yang harmonis.
Ya, Allah.... Tunjukilah kami
jalan yang lurus.
QS. Al-Fatihah (1): 6
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Semoga bermanfaat….Wallahu a'lam
bishshawab
Salam Hangat,
Hendro Noor Herbanto
Penulis | Komposer | Praktisi
Perbankan
Ditulis @ Cileungsi Bogor -
Indonesia, Selasa, 8 Maret 2016
sumber : inspirasi.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar