Selasa, 08 Maret 2016

Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus




FENOMENA Alam yang cukup langka akan terjadi kembali tahun ini pada hari Rabu tanggal 9 Maret 2016 yaitu Gerhana Matahari Total.

Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin saat dihubungi oleh TEMPO.CO, Kamis, 21 Januari 2016, "Gerhana matahari total kali ini selain langka juga teristimewa karena lintasan gerhananya hanya terjadi di Daratan Indonesia, yaitu di 12 Propinsi. Sedangkan sisanya terjadi di Lautan Hindia dan Pasifik."

Ke-12 Propinsi yang dilintasi gerhana matahari total adalah:
1.  Sumatera Barat

2.  Sumatera Selatan

3.  Bengkulu

4.  Jambi

5.  Bangka Belitung

6.  Kalimantan Barat

7.  Kalimantan Tengah

8.  Kalimantan Selatan

9.  Kalimantan Timur

10. Sulawesi Barat

11. Sulawesi Tengah

12. Maluku Utara

Waktu puncak terjadinya gerhana untuk wilayah Indonesia bagian barat adalah pada pukul 07.20 WIB.
Sedangkan untuk Indonesia bagian tengah, puncak gerhana matahari total akan terlihat pada pukul 08.35 Wita.


Indonesia bagian timur, mendapatkan waktu puncak gerhana ini akan terjadi pada pukul 09.50 WIT.

Menurut Lapan, gerhana matahari total kali ini hanya akan terlihat selama 1,5-3 menit. Wilayah lain di Indonesia yang tidak berada di 12 provinsi tersebut akan tetap bisa menyaksikan gerhana matahari meski hanya sebagian yang terlihat.

Thomas juga mengatakan gerhana matahari total seperti ini pernah terjadi sebelumnya di Indonesia, yaitu pada 1983, 1988, dan 1995. Gerhana matahari total yang akan terjadi pada 9 Maret 2016 diperkirakan baru akan terjadi lagi pada 2023.

*Sumber: https://m.tempo.co/read/news/2016/01/21/061738177/lapan-gerhana-matahari-total-sapa-indonesia-pada-9-maret-2016


Matahari dan bulan adalah dua planet yang setiap hari bisa kita saksikan dengan mata telanjang. Keduanya menandakan pergantian waktu dari malam ke siang dan sebaliknya dari siang ke malam. Masing-masing beredar pada garis edarnya secara terus menerus sampai hari akhir nanti.

QS. Ar-Rahman (55): 5
Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan,

QS. Al-Anbiya (21): 33
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.

QS. Ibrahim (14): 33
Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan malam dan siang bagimu.

Bumi adalah tempat tinggal semua manusia. Ada yang tinggal di belahan bumi utara, selatan, timur dan barat. Selain manusia, tumbuhan dan binatang adalah makhluk yang lahir, hidup dan mati di muka bumi ini.

Matahari dan bulan serta bintang-bintang di angkasa luas dapat dilihat oleh manusia karena bumi tempat tinggal semua manusia adalah pusat pengamatannya.
Seperti yang pernah dicontohkan Nabi Ibrahim AS dalam mencari Tuhan sesungguhnya.

QS. Al-An'am (6): 76 - 78
Ketika malam telah menjadi gelap, dia (Ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata, "Inilah tuhanku." Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam."

Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata, "Inilah tuhanku." Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata, "Sungguh, jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat."

Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata, "Inilah tuhanku, ini lebih besar." Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata, "Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan."

Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Matahari dan Bumi sehingga menutup sebagian atau seluruh sinar dari Matahari.

Biarpun secara ukuran Bulan terlihat lebih kecil, bayangan Bulan mampu menutup sinar Matahari karena Bulan posisinya lebih dekat dari Bumi yaitu berjarak hampir 385.000 kilometer dibandingkan posisi Matahari yang mempunyai jarak hampir 150.000.000 kilometer dari Bumi.
*Sumber: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerhana_matahari

----
Ya, pada saat gerhana matahari inilah ketiga planet yang kita lihat sehari-hari (matahari-bulan-bumi) berada pada posisi sejajar tegak lurus layaknya jalan yang lurus.
Begitulah cara ketiga planet tersebut bertasbih secara serentak dan harmonis untuk tunduk dan pasrah berserah diri secara sukarela untuk taat kepada yang menciptakan mereka, yaitu Tuhan seluruh alam.

QS. Al-Hajj (22): 18
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata, dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barang siapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

QS. An-Nisa (4): 125
Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-(Nya).

QS. Al-Isra (17): 44
Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.

---

Ya, fenomena alam inilah yang menandakan bahwa alam semesta juga bertasbih dengan memuji-Nya seperti juga kita makhluk yang bernama manusia yang juga tunduk berserah diri menghamba di dalam shalat agar selalu diberikan petunjuk "jalan yang lurus", karena Allah tahu manusia itu seringkali tidak berada di garis edarnya, seringkali melakukan dosa dan kesalahan serta makhluk yang tiada daya upaya melainkan hanya pertolongan Allah semata.

Seperti doa yang dipanjatkan Nabi Ibrahim AS ketika telah "melihat fenomena alam" untuk tunduk berserah diri kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan kepasrahan mendalam mengikuti agama yang benar (lurus).

Doa tersebut diabadikan dan selalu kita baca di dalam shalat dan lebih dikenal dengan nama doa Iftitah:

QS. Al-An'am (6): 79
Aku hadapkan wajahku kepada (Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar (lurus), dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.

Ketika Gerhana Matahari sedang berlangsung, sebaiknya kita yang melihat atau mengetahui gerhana tersebut dianjurkan untuk melakukan shalat gerhana agar selaras dengan alam semesta untuk selalu berada di jalan yang lurus yaitu jalan yang Engkau ridhai.

QS. Al-Hijr (15): 98
maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (salat),


Allah tidak menciptakan fenomena gerhana matahari itu melainkan dengan kebenaran (haq). Itulah tanda-tanda Kebesaran-Nya yang Dia perlihatkan kepada orang-orang yang mengetahui dan mau mengambil pelajaran (hikmah).

QS. Yunus (10): 5
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.

Saat berada di satu posisi yang lurus inilah selayaknya kita bersama-sama matahari, bulan dan bumi untuk tunduk berserah diri di dalam sinergi semesta bertasbih yang harmonis.

Ya, Allah.... Tunjukilah kami jalan yang lurus.

QS. Al-Fatihah (1): 6
Tunjukilah kami jalan yang lurus.

Semoga bermanfaat….Wallahu a'lam bishshawab


Salam Hangat,
Hendro Noor Herbanto
Penulis | Komposer | Praktisi Perbankan
Ditulis @ Cileungsi Bogor - Indonesia, Selasa, 8 Maret 2016


sumber : inspirasi.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar