Kamis, 26 Mei 2016

Sya'ban Bag. 1




بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته 


Bapak, Ibu, Saudara-saudari yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Point yang pertama yang berkenaan dengan bulan Sya'ban adalah:

KEUTAMAAN BULAN SYA'BAN

Dalam sebuah hadīts yang diriwayatkan oleh Imām An Nasa-i dan di shahīh /dihasankan oleh Imām Albani rahimahullāh:

عن أُسَامَةُ بْن زَيدٍ قَالَ، قُلتُ : يَا رَسُولَ الله، لَم أَرَكَ تَصُومُ شَهرًا مِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانِ


Dari Usāmah Ibnu Zaid radhiyallāhu 'anhu bercerita:

"Wahai Rasulullāh, aku belum pernah melihat engkau berpuasa dalam sebulan dari bulan-bulan yang ada lebih banyak dibandingkan dengan berpuasa di bulan Sya'ban."

Kemudian, Bapak, Ibu, Saudara-saudari yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menjawab pertanyaan ini, Beliau mengatakan:

ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ

"Itu adalah bulan yang orang-orang lalai terhadap bulan tersebut (yaitu bulan Sya'ban), bulan tersebut terletak di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan, dan dia adalah bulan yang di dalamnya diangkat amal-amal perbuatan kepada Rabb alam semesta."

Inilah keutamaan bulan Sya'ban.

Bahwa bulan Sya'ban adalah bulan yang di dalamnya Allāh Subhānahu wa Ta'āla mengangkat amal-amal perbuatan manusia.

فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عملي وَأَنَا صَائِمٌ

"Maka, aku ingin amalku diangkat dalam keadaan aku sedang berpuasa."

(Hadīts Hasan, diriwayatkan oleh An Nasā-i (2357) dalam Sunan An Nasā-i', Mālik dalam Al Muwaththa' riwayat Muhammad bin Hasan (372) Ahmad (21801), Ibnu Abi Syaibah (9765) Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman (3820) An Nasa-i' dalam Sunan An Nasā-i Al Kubra (2666))

Dari hadits ini kita ambil pelajaran bahwa keutamaan bulan Sya'ban adalah:

Amalan-amalan perbuatan manusia, amal ibadah ataupun amal buruk pada bulan tersebut diangkat di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ada perbedaan pendapat atau ada sebuah permasalahan yang terjadi diantara para ulama dan dibicarakan diantara mereka yaitu tentang diangkatnya amalan pebuatan di bulan Sya'ban.

Dalam hadits riwayat Imām Muslim dan yang lainnya, bahwa Rasulullāh shallallāhu 'alaihi wa 'ala āllihi wa sallam mengatakan:


يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ وَعَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ

"Amal siang diangkat sebelum amal malam, amal malam diangkat sebelum amal siang."

(HR Muslim nomor 263, versi Syarh Muslim nomor 179)

Hadīts ini menunjukkan bahwa amalan diangkat pada setiap harinya.

Di sana ada hadīts yang lain yang juga diriwayatkan oleh Imām Muslim bahwa ketika Beliau ditanya kenapa berpuasa pada hari senin dan kamis maka Beliau juga menjawab:

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ

"Bahwa amalan diangkat pada hari senin dan kamis."

Bagaimana menggabungkan 3 riwayat yang shahīh-shahīh ini?

Bahwa ada amal perbuatan siang diangkat sebelum amalan malam, amal perbuatan malam diangkat sebelum amalan siang,

Ada hadīts yang menyatakan bahwa setiap senin dan kamis juga diangkat amal perbuatan,

Ada hadīts lagi yang menyatakan bahwa di bulan Sya'ban diangkat amal perbuatan.

Maka jawabannya disebutkan di dalam kitāb Hasyiyah As Sindi, bahwa:

"Tiga riwayat tersebut shahīh dan tidak ada perbedaan di dalamnya. Hanya cara memahaminya adalah bahwa:

√ Setiap hari ada amal yang diangkat, yaitu amal perbuatan siang diangkat sebelum malam dan amal perbuatan malam diangkat sebelum siang.

√ Dan setiap pekannya (minggunya) diangkat amal perbuatan 2 kali, amal perbuatan untuk satu minggu diangkat (yaitu) pada hari Senin dan Kamis.

√ Adapun setiap tahunnya amal perbuatan juga diangkat yaitu pada bulan Sya'ban."

Ini menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar diangkatnya amal perbuatan.


Karena 3 (tiga) hadīts tersebut shahīh dan semua hadīts yang menunjukkan tentang diangkatnya amal perbuatan, bahwa senantiasa Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam dalam keadaan sedang berpuasa. Artinya, ketika amal diangkat, Beliau ingin agar diri Beliau dalam keadaan sedang berpuasa.

Ini menunjukkan bahwa kita dianjurkan pada hari-hari ketika amal perbuatan diangkat kita sedang melaksanakan ibadah kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Ini adalah point yang pertama dari keutamaan bulan Sya'ban, yaitu bulan yang diangkat amal selama satu tahun.

Maka perbanyaklah berpuasa pada bulan Sya'ban ini.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar