Jumat, 15 Juli 2016

Inilah Dampak Pemberian Vaksin Palsu


Merebaknya kasus vaksin palsu mebuat para orangtua menjadi panik dan cemas. Setidaknya empat rumah sakit dan dua apotik di Jakarta diyakini menggunakan vaksin palsu yang disebar sindikat pemalsu. Vaksin palsu juga ditemukan di Jawa Barat, Yogjakarta, Banten dan Sumatera Utara. 


Menteri kesehatan dan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman Bhakti Pulungan, mengatakan bahwa vaksin palsu yang sempat beredar di masyarakat tidak berdampak serius terhadap penerimanya. Selama ini juga belum pernah dilaporkan adanya efek dan dampak buruk bagi penerima vaksin palsu.

Vaksin palsu juga diketahui juga dialmi oleh beberapa orangtua pasien berburu vaksin karena stok rumah sakit diberbagai daerah sudah sering kosong. Seperti diketahui persediaan vaksin impor seperti DpaT, Varicella, dan beberapa vaksin lain sudah kosong dalam beberapa bula. Bahkan vaksin varicella untuk cacar air sudah kosong dalam setahun. Karena persedian vaksin ini beberapa orang tua kepanikan dan berburi vaksin di tempat mana saja yang menyediakan vaksin. 

Bahkan ada beberapa orangtua hars sampai vaksin di Singapura karena menunggu vaksin tersebut tidak kunjung ada. Saat orangtua mencari vaksin di pasar gelap tersebut maka resiko untuk mendapat vaksin palsu akan lebih mudah.

Dampak Vaksin palsu



     Anak yang dianggap kebal terhadap penyakit yang dicegah dengan imunisasi tersebut. Karena vaksin palsu maka anak jadi tidak kebal dan bisa terkena infeksi tersebut. Misalnya bila anak sudah menerima vaksin DPaT HIB palsu anak tersebut masih bisa terkena infeksi Difteri, Tetanus, Polio atau Infeksi HiB.

      Pemalsu biasanya tidak higienis dalam pembuatannya. Bila itu terjadi maka beresiko terjadi infeksi. Infeksi yang terjadi biasanya dalam beberapa hari timbul infeksi lokal pada bekas suntikan muncul bengkak kemerahan dan keluar pus atau nanah. Gangguan bengkak ini tidak akan membaik tanpa pemberian antibiotika. Terdapat sebagian anak dengan riwayat kulit sensitif saat menerima vaksin juga mengalami pembengkakkan tetapi pembekkan tersebut berbeda bukan karena infeksi karena reaksi hioersesnitifitas vaksin. Pada kasus terakhir tersebut tanpa pemberian antibiotika dan obat obatan akan membaik sendiri. Sampai saat ini belum ada kasus infeksi pada pemberian antibiotika. Hal ini terjadi mungkin saja pembuat vaksin palsu masih memperhatikan sterilitas produksinya karena pembuat vaksin palsu adalah tenaga perwawat medis.

     Bila vaksin palsu bahannya antibiotika bisa menimbulkan reaksi alergi pada penderita tertentu. Biasanya gangguannya dalam waktu singkat dalam beberapa jam atau hari dengan reaksi  gatal-gatal seluruh tubuh, mata bengkak, bibir bengkan atau nafas sesak. tetapi kasus alergi antibiotika tersebut sangat jarang terjadi.

     Dampak buruk lainnya tergantung kandungan lainnya yang masih dalam penyelidikan BPOM dan Puslabfor Polri.

Ciri ciri Vaksin wajib (hepatitis, BCG dan campak) palsu, Pediacel dan Tripacel


      Vaksin Palsu kemasannya tidak sesempurna aslinya.
       Nomor batch dan expired date tidak jelas dan kabur.
    Vaksin Pediacel DPaT HiB palsu tampak tutup botol vial vaksin warna biru lebih pudar. Kotak kemasan  putih lebih buram atau lebih tidak cerah. Tulisan dalam kemasan lebih kabur. Pada leaflet atau brosur keterangan obat lambang vaksin lebih gelap dan tidak halus.
       Harganya yang tertulis di kemasan tidak sesuai dengan harga yang dikeluarkan distributor resmi. Perbedaan harga dari yang asli bisa mencapai 200 – 400 ribu rupiah.

Kapan harus curiga
 
      Bila penderita mendapatkan vaksin dari oknum rumah sakit tertentu tanpa pembayaran resmi di kasir rumah sakit atau membeli di apotek tertentu.
     Bila mendapatkan vaksin yang sangat murah dibandingkan harga pasaran
       Bila membeli vaksin membeli obat di toko obat atau apotek
     Bila dicurigai hal tersebut di atas sebaiknya bekonsultasi dengan dokter untuk dilakukan vaksin ulang

Pencegahan:

    Tidak mudah membedakan vaksin palsu bila tidak ada pembeda yang asli. Vaksin yang palsu bila tidak ada pembedanya yang asli sangat mirip dengan yang asli. Dokter, perawat apalagi orang awam sangat sulit membedakannya. Sehingga untuk membedakannya masyarakat tidak terlalu penting karena sangat sulit mengetahui ciri ciri vaksin palsu.
       Beli vaksin pada dokter dan rumah sakit yang terpercaya.
   Jangan melalui orang atau pihak yang mengaku bisa mendapatkan vaksin murah dan mudah.
      Jangan beli vaksin pada oknum perawat di rumah sakit bila transaksi jual belinya tidak melalui kasir rumah sakit resmi. Beberapa kasus vaksin palsu kedapatan membeli vaksin di perawat sebuah rumah sakit swasta yang terkenal ternyata palsu. Transaksi itu dilakukan secara perorangan tidak melalui kasir resmi Rumah sakit karena di duga penjualan tersebut binis perorangan dari perawat tersebut.
      Ternyata vaksin palsu tidak selalu berharga murah. Seorang pembeli vaksin palsu juga membeli dengan harga yang tidak jauh berbeda dengan vaksin asli





Tidak ada komentar:

Posting Komentar