Selasa, 29 Desember 2015
Senin, 28 Desember 2015
Jumat, 18 Desember 2015
Mengemis Kasih
.:: 4 Perkara jika di pandang, peroleh pahala ::.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang ♥
Diterangkan dalam sebuah Hadis Rasulullah SAW. Hanya dengan memandang empat perkara ni pun kita sudah dapat pahala. Hanya dengan memandang empat perkara ni pun dikira ibadah. tahukah sahabat sahabiah apakah yang di maksudkan 4 perkara itu?
4 perkara itu ialah :
1. wajah ibubapa
2. Al-quran
3. Lautan
4. Ka'abah
Dari Aisyah bahwa Rasulullah bersabda: "Melihat pada tiga perkara adalah ibadah. Melihat wajah ibu bapa, melihat al-Quran dan melihat lautan." - (Riwayat Abu Nuaim) dan ditambah dengan "Melihat Ka'abah".
(Riwayat Abu Daud).
Mudahnya Allah memberikan ganjaran pahala kepada makhluknya. Tapi tidak semudah yang kita Fikirkan sebenarnya.
Kamis, 17 Desember 2015
Menilai Orang dari Lahiriyah, Lalu Hatinya?
Hukumilah atau nilailah seseorang dari lahiriyahnya. Karena kita tak bisa menelusuri dalam hatinya. Kita bisa menuduh orang tidak ikhlas atau riya’, karena seperti itu butuh penglihatan dalam hati. Menerawang hati seseorang sungguh amat sulit dilakukan.
Imam Nawawi rahimahullah membawakan bab dalam Riyadhus Sholihin, “Menjalankan hukum-hukum terhadap manusia menurut lahiriyahnya. Sedangkan keadaan hati mereka diserahkan kepada Allah Ta’ala.”
Di antara alasannya adalah dalil-dalil berikut.
Juga hadits dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dari Abu ‘Abdillah Thariq bin Asy-yam, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengucapkan laa ilaha illallah (tiada yang berhak disembah selain Allah) dan mengingkari setiap yang diibadahi selain Allah, maka harta serta darahnya haram. Sedangkan hisabnya adalah terserah kepada Allah.” (HR. Muslim no. 23)
Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus kami ke daerah Huraqah dari suku Juhainah, kemudian kami serang mereka secara tiba-tiba pada pagi hari di tempat air mereka. Saya dan seseorang dari kaum Anshar bertemu dengan seorang lelakui dari golongan mereka. Setelah kami dekat dengannya, ia lalu mengucapkan laa ilaha illallah. Orang dari sahabat Anshar menahan diri dari membunuhnya, sedangkan aku menusuknya dengan tombakku hingga membuatnya terbunuh.
Sesampainya di Madinah, peristiwa itu didengar oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian beliau bertanya padaku,
Dalam riwayat Muslim disebutkan, lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ketika menyebutkan hadits di atas, Imam Nawawi menjelaskan bahwa maksud dari kalimat “Mengapa engkau tidak belah saja hatinya hingga engkau dapat mengetahui, apakah ia mengucapkannya karena takut saja atau tidak?” adalah kita hanya dibebani dengan menyikapi seseorang dari lahiriyahnya dan sesuatu yang keluar dari lisannya. Sedangkan hati, itu bukan urusan kita. Kita tidak punya kemampuan menilai isi hati. Cukup nilailah seseorang dari lisannya saja (lahiriyah saja). Jangan tuntut lainnya. Lihat Syarh Shahih Muslim, 2: 90-91.
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
—
Selamat Natal, Selamat Atas Kelahiran Anak Tuhan
Baca yah tulisan berikut dengan perenungan hati yang mendalam. Moga Allah beri hidayah.
Trinitas itu Keyakinan Kufur
Natal adalah sebuah perayaan untuk memperingati kelahiran anak Tuhan menurut kalangan Nashrani. Konsep Trinitas yang dianut oleh kalangan Nashrani memposisikan Isa bin Maryam sebagai bapak, putera dan roh kudus.
Padahal yang meyakini trinitas seperti ini kafir. Allah Ta’ala berfirman,
(75
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (QS. Al Maidah: 72-75).
Perkataan Kufur Jika Mengatakan Tuhan Punya Anak
Allah Ta’ala berfirman,
Syaikh As Sa’di rahimahullah mengatakan, “Ayat di atas menunjukkan jeleknya orang-orang yang mengatakan bahwa Allah itu memiliki anak. Ini adalah sanggahan yang telak bagi yang mengklaim demikian, seperti Nashrani yang mengklaim Al Masih itu putera Allah, Yahudi yang mengatakan Uzair anak Allah, dan orang musyrik yang menyatakan malaikat itu anak perempuan Allah. Maha Suci Allah dari apa yang mereka katakan.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 501)
Natal itu Memperingati Kelahiran Anak Tuhan
Jika natal itu memperingati kelahiran Yesus, berarti Natal itu memperingati kelahiran anak Tuhan. Itu berarti seorang muslim yang mengucapkan selamat natal pada teman atau rekan kerjanya sama saja mengucapkan, “Selamat atas kelahiran anak Tuhan.” Lantas pantaskah seorang muslim bersikap seperti itu?
Jelas tidak. Seorang muslim benar-benar menjauhi mengucapkan selamat seperti itu. Apalagi itu mengandung kekufuran. Kita pun tahu maksud kata selamat, yaitu mendoakan diselamatkan dari berbagai kejelekan. Apa itu pantas diucapkan pada orang yang melakukan kekufuran?
Lihat, suri tauladan dan panutan kita saja tidak mau mendahulukan mengucapkan salam pada Yahudi dan Nashrani, cuma beliau mau membalas saja jika mereka mengucapkan salam dengan jawaban ‘wa’alaikum’.
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167). Mengucapkan selamat natal itu sama halnya dengan mengucapkan salam. Karena salam itu berarti mendoakan selamat. Hadits ini sudah secara jelas melarang mengucapkan selamat natal pada Nashrani.
Kalau kita masih memiliki hati yang salim dan iman yang benar, tentu tidak akan mengucapkan kata-kata yang dapat mengundang murka Allah, yang dapat membuat bumi terbelah, langit pecah dan gunung-gunung runtuh.
Mudah-mudahan setiap muslim yang masih mengucapkan selamat Natal bisa merenungkan tulisan. Ini hanyalah sekedar nasehat dari sesama saudara seiman, tetap hidayah adalah kuasa Al Haadi, Yang Maha Memberi Petunjuk, yaitu Allah Ta’ala.
فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِى لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِى مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
—
Bertamu untuk Mengucapkan Selamat Natal
Bertamu dan Bertandang
Bertamu dan bertandang adalah suatu hal yang baik. Yang kita kunjungi tentu saja orang-orang yang baik. Dalam sebuah ayat dalam Al Quran disebutkan,Tentang ayat di atas, Syaikh As Sa’di rahimahullah berkata, “Ayat tersebut berisi perintah untuk bersahabat dengan orang-orang yang baik, bersungguh-sungguh mencari teman-teman yang baik. Hendaklah banyak bergaul dengan orang yang baik walau mereka miskin karena banyak faedah yang tak terhitung kala berinteraksi dengan mereka.” (Taisir Al Karimir Rahman, hal. 475).
Dalam hadits, kita juga diperintahkan untuk mencari teman-teman yang baik. Dari Abu Sa’id, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Bertamu untuk Mengucapkan Selamat Natal
Kalau bertamu dengan tujuan untuk mengucapkan selamat natal, nah inilah yang bermasalah. Karena kala itu termasuk menyatakan dukungan pada non muslim. Jika ada yang melihat ada orang yang berzina lantas kita bertandang ke tempatnya untuk mengucapkan selamat, seperti itu tidak boleh. Apalagi jika ucapan selamat ini berkaitan dengan ritual kekufuran agama lain. Dan kita tahu bahwa ucapan selamat natal sama saja dengan menyatakan selamat kalau Allah memiliki anak. Padahal jika meyakini Allah itu memiliki anak, itu jelas kekufuran. Kalau mengucapkan selamat natal saja tanpa keyakinan seperti itu, maka tetap haram. Lihat bahasan: Selamat Natal, Selamat Atas Kelahiran Anak Tuhan.Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin pernah ditanya, “Apakah diperbolehkan pergi ke tempat pastur (pendeta), lalu kita mengucapkan selamat Natal dengan tujuan untuk menjaga hubungan atau melakukan kunjungan?”
Beliau rahimahullah menjawab,
Tidak diperbolehkan seorang muslim pergi ke tempat seorang pun dari orang-orang kafir, lalu kedatangannya ke sana ingin mengucapkan selamat hari raya, walaupun itu dilakukan dengan tujuan agar terjalin hubungan atau sekedar memberi selamat (salam) padanya. Karena terdapat hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Adapun dulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkunjung ke tempat orang Yahudi yang sedang sakit ketika itu, ini dilakukan karena dulu ketika kecil, Yahudi tersebut pernah menjadi pembantu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tatkala Yahudi tersebut sakit, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya dengan maksud untuk menawarkannya masuk Islam. Akhirnya, Yahudi tersebut pun masuk Islam.
Bagaimana mungkin perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengunjungi seorang Yahudi untuk mengajaknya masuk Islam, kita samakan dengan orang yang bertandang ke non muslim untuk menyampaikan selamat hari raya untuk menjaga hubungan?! Tidaklah mungkin kita samakan seperti ini kecuali hal ini dilakukan oleh orang yang jahil dan hanya mengikuti hawa nafsu. (Fatwa Ulama: Seputar Merayakan Natal)
Toleransi yang Benar, Biarkan Mereka Berhari Raya
Intinya, di antara kaum muslimin lebih-lebih yang hidup di lingkungan non muslim sampai hati mengucapkan selamat natal. Dan ini diyakini sebagai bentuk toleransi. Padahal toleransi dalam Islam adalah membiarkan non muslim merayakan perayaan mereka, tanpa kita ikut campur dan tanpa kita memberi ucapan selamat. Ingat prinsip yang diajarkan pada kita,Tugas kita adalah menjauh dari perayaan non muslim, bukan turut serta. Umar berkata,
Tak takutkah kita pada murka Allah?
Beda halnya jika yang dikunjungi adalah kekasih Allah dari kalangan orang beriman. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Semoga Allah memberi hidayah.
—
Kapan Natal Sudah Dibicarakan dalam Al Quran
Bila kita telurusuri dalam Al Quran, hari kelahiran Isa bukan pada musim winter (musim dingin) seperti di klaim pada bulan Desember. Simak ayat berikut,
Sebagaimana kata Syaikh As Sa’di, “ruthoban janiyya” yang dimaksud adalah kurma yang punya sifat
,
Kurma adalah buah khas negeri gurun. Yang pernah tinggal di Arab pasti tahu bahwa buah ini barulah matang ketika musim panas (sekitar Juni – Oktober) saat suhu di atas 45 derajat celcius. Walau sangat panas dan menyiksa, saat itulah yang dinantikan para petani untuk memanen kurma. Jika demikian hari kelahiran Isa apakah pas di bulan Desember? Di bulan Desember, malah daerah jazirah mengalami musim dingin yang sangat, bukan panas seperti saat pohon kurma berbuah.
Dari Al Quran saja dapat dibuktikan bahwa 25 Desember bukanlah hari Natal (hari kelahiran Isa).Pelajaran berharga dari Syaikh Abu Bakr Al Jazairi dalam kitab tafsirnya Aysarut Tafasir, di mana beliau mengatakan, “Dalam ayat di atas terdapat pelajaran bahwa kita dituntut melakukan usaha. Ketika itu Allah telah menetapkan adanya pohon yang berbuah yang disediakan untuk Maryam, yang tentu mendatangkan pohon semacam itu di luar kemampuan Maryam. Kemudian Maryam diperintahkan untuk menggerakkan pohon kurma saat ia merasakan sakit ketika melahirkan. Ia menggoyangkan tersebut untuk membuat kurma (ruthob) yang sudah matang tersebut jatuh. Untuk menggerakkan tersebutlah yang masih dalam taraf kemampuan Maryam.”
Hanya Allah yang memberi taufik.
—
Selasa, 15 Desember 2015
Apa itu?
Ibnul Qayyim katakan sebagai berikut.
Ada dua keadaan kita berdiri menghadap Allah:
- berdiri menghadap Allah dalam shalat
- berdiri menghadap Allah di hari kiamat
Sesungguhnya mereka menyukai kehidupan dunia dan mereka tidak memperdulikan kesudahan mereka, pada hari yang berat (hari akhirat).
~QS. Al-Insan atau Ad-Dahr: 26-27~
[Fawaid Al-Fawaid, disusun sesuai bab oleh Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, hlm. 398, Penerbit Dar Ibnul Jauzi]
# Sungguh kita banyak lalai dari berdiri yang pertama. Kalau kita kerjakan pun, kadang separuh hati, tak khusyu’, penuh kekurangan.
Ya Allah, jadikanlah kami hamba yang taat shalat, agar dimudahkan pada mawqif hari kiamat.
—
Surat Untuk Sahabat
Rabu, 18 November 2015
I will
I will..insyaa allah..
---------------------------------------------------------------------------------------
20 Fakta AjaibTubuh Manusia
All Time Confrontation
Sepuluh Nasihat Menuju Ketentraman Hati
Hasbunallah wa ni’mal wakiil
MIND MAP
Jumat, 11 September 2015
Senin, 27 Juli 2015
Untuk Calon Imamku
"Untukmu calon imamku..
Kutulis kisah ini di malam-malamku yang panjang
Bagai goresan getar hati dalam rindu yang tertahan
Untukmu seseorang yang akan menemaniku di masa depan
Kamu..Siapa kamu?Siapa namamu?Dimana kamu berada?
Aku menantimu bersama semua pengabdianku yang tertunda,
Bersama segenap cinta yang tak akan sempurna bila engkau tak kunjung hadir di hadapanku
Untukmu calon imamku yang aku tidak dimana engkau berada
Suatu saat bila engkau datang, tolong cintai aku karena Allah
Bimbinglah aku, jadilah imam dalam sholatku,
Izinkan bakti dan taatku menyatu bersama senyum di wajah teduhmu
Izinkan cinta dan rinduku terpatri kuat di dalam hati dan pikiranmu
Untukmu calon imamku yang entah sedang apa
Ketahuilah aku ini adalah orang asing untukmu
Nanti terangkanlah apa-apa yang tidak ku mengerti darimu
Terangkanlah apa-apa yang tidak engkau sukai
agar aku bisa mengenalmu secara utuh
Untukmu calon imamku yang sedang memantaskan dirinya di hadapan Allah
Ketahuilah bahwa aku pun di sini selalu menantimu dalam taat
Menanti untuk menjadi belahan jiwamu, menanti untuk menjadi penyejuk hatimu"
Kau yang tertulis di Lauh Mahfuz
Kau adalah rahasia terbesarku
Kehadiranmu menyempurnakan hidupku
Kau yang ku sebut di dalam doaku
Kau yang menjadi imam di hidupku
Kehadiranmu menyempurnakan imanku
Ku menungggu dalam sabarku
Ku ikhlaskan semua harapanku
Bersamamu di masa depanku
Membangun cinta Membangun surga
Menggapai Ridho Nya
Dan aku menanti menjadi bidadari untukmu
sampai bertemu di suatu masa
Calon Imamku