Selasa, 05 Agustus 2014

Kalau ia Shalihah, (Lamaranmu) Pasti Diterima





Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah menikah. Sesungguhnya perkawinan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tapi barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena (puasa itu) benteng (penjagaan) baginya (HR. Bukhari)
Ketika membuka account blog keroyokan (kompasiana) yang sudah lama ditinggal penghuninya, tiba-tiba terbaca keromantisan pasangan yang baru menyempurnakan dien. Tentu saat membaca artikel tersebut tertawa sendiri bagaimana ilustrasi Allah mempertemukan mereka yang tidak pernah terbayangkan, ternyata pasangan sedang berbahagia berproses menuju keluarga sakinah, mawadah, dan waramah sama-sama anggota kompasiana. Dari banyaknya bacaan yang terangkai, ada satu kata mengelitik jiwa terdalam dan penuh makna begitu dalam untuk direnungi.
Kalimat tersebut langsung dicatat di tablet untuk dirangkai ketika ada waktu luang akan menulis dalam bersepektif wanita, dibagi pada pembaca dan tentu kalimat itu juga akan direnungi penuh cinta maupun makna bagi siapa yang sedang berproses terus menerus untuk menjadi wanita shalihah. Insya Allah.
Akhwat yang menerima laki-laki yang diceritakan di kompasiana tersebut benar-benar wanita shalihah. Karena ia begitu ikhlas menerima laki-laki yang meminta pada orangtuanya. Mungkin, ia bisa mendapat laki-laki yang cakep dan tampan. Cakep dari finansial, cakep dari style. Padahal laki-laki yang datang memiliki kekurangan fisik sedang wanita tersebut dari sisi fisik termasuk cantik, anggun dan shalihah. Tapi begitu ikhlas mengatakan siap menerima sebagai teman hidup. Tanpa mempermasalahkan kondisi laki-laki tersebut. Bahkan laki-laki itu pun yakin bahwa wanita shalihah yang akan mau menerimanya dengan kondisi tubuh yang tidak sempurna. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri. Ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (An Nisaa’: 34).
Kemudian, “Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)
Subhanallah, Allah sudah mempertemukan mereka dengan cinta, keberkahaan dan dilindungi dengan cintaNya. Allahu Akbar, Engkau begitu adil, penyayang, dan meletakkan sesuatu pada tempat yang indah. Semoga kalian berdua bahagia dunia dan akhirat serta sebagai tauladan bagi akhwat lainnya. Keshalihanmu benar teruji dan memberi keniscayaan bagi akhwat lain terutama yang membaca kisah kalian di siang-siang hari. Mereka akan langsung terhentak dan menanya pada jiwa. Mungkinkah ia bisa seperti wanita shalihah itu? Apakah ia sudah shalihah? Jangan-jangan shalihah hanya sebatas ucapan tapi miskin aplikasi? Rabbi, tuntun hati, pikiran dan sikap ini untuk menjadi wanita shalihah.
Ya Allah… Wanita shalihah tersebut begitu ikhlas menerima tanpa banyak mempertimbangkan, tanpa banyak syarat, standar dan yang diperhatikan hanya keimanan. Sungguh cemburu dengan sikap, keikhlasan dan ketawadhu’anmu menerima laki-laki itu. Hanya wanita istimewa, wanita shalihah dan wanita anggun yang menerima laki-laki seperti itu. Allah, sungguh indah skenario pertemuan-Mu pada pasangan itu yang membuat ia terharu dan berzikir pada-Mu. Kekalkan cinta mereka hingga maut memisah, tumbuhkan selalu rasa cinta, saling mengerti dan selalu merindui agar mereka mudah berlayar di bahtera rumah tangga yang Engkau ridhai. Semoga terlahir anak shalih/ah yang meneruskan dakwah penuh tantangan ini dan menghiburkan hati mereka ketika ada gelombang menghampiri.

Bagi kita yang mengakui sebagai wanita shalihah, benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari keimanan? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari akhlak yang baik? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dengan sikap yang santun dan bijak? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari kesederhanaan? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari amal shalihnya? Atau jangan-jangan, kita menilai atau menerima laki-laki bukan dari faktor tersebut melainkan dari sisi yang lain.
Jika kita mengakui wanita shalihah tapi menilai atau menerima laki-laki lebih menonjolkan sisi ketampanan, kemampanan dan keturunannya, sesungguhnya keshalihan kita perlu dipertanyakan. Semoga yang sedang menanti ditemui dengan seseorang yang pantas menemani dunia akhirat, orang yang bisa menerima kekurangan untuk diperbaiki bersama-sama, orang yang selalu mencintai dengan segala kondisi, dan terus mengajak jiwa mendekati pada-Nya.

Pada akhirnya, wanita shalihah maupun laki-laki shalihah akan bisa menerima kekurangan itu. Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (An Nuur: 26). Allah ‘Azza Wajalla berfirman (dalam hadist Qudsi), “Apabila aku menginginkan untuk mengabungkan kebaikan dunia dan akhirat bagi seorang muslim maka Aku jadikan hatinya khusyuk dan lidahnya banyak berzikir. Tubuhnya sabar dalam menghadapi penderitaan dan Aku jodohkan dia dengan seorang isteri mukminah yang menyenangkannya bila ia mamandangnya, dapat menjaga kehormatan dirinya, dan memilihara harta suaminya bila suami sedang tidak bersamanya. (HR. Ath-Thahawi).

“Antara nikah atau bunuh perasaan”



Keindahan malam dan sayup-sayup lantunan surah Ar-Ruum memberi motivasi untuk mengurai, melukis, merangkai, menyatu kata menjadi kalimat tentang perasaan itu hadir. Kita pasti pernah merasakan cinta atau pesona dengan makhluk Allah, terkadang perasaan itu hadir membuat kita bingung, pusing, galau, gelisah, dan bertanya pada diri sendiri.
“Antara nikah atau bunuh perasaan”
Nah ketika perasaan itu hadir apa tindak lanjutnya? Bagaimana sikap kita? Seperti apa respon kita? apakah kita harus membunuh perasaan tersebut? Apakah perasaan tersebut membuat kita tak semangat? Apakah perasaan tersebut menjadi pribadi galau atau gelisah? seperti bahasa D’Masiv “Cinta ini membunuhku”J
Sedangkan cinta adalah fitra yang berlaku atas makhlukNya dan cinta pesan agung Allah pada manusia. DitulisNya ketika mencipta makhluk-makhlukNya di atas Arsy . Seperti pemilik cinta jelas dalam surah Ar-Ruum: 21
“……….dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.
Senada dengan ungkap Pak Romisastriowahono dalam blog pribadinya hendaknya ketika perasaan itu hadir ubah definisi dan paradigma perasaan tersebut sertabangkitlah, lanjutkan perdjoeangan.
Selanjutnya ungkapan familier pak Romisastrio wahono dalam buku beliau (dapat apa sich dari Universitas)“Janganlah kalian mengejar cinta. Jadilah legenda yang penuh dengan prestasi dan manfaat untuk orang lain, maka cinta akan silih berganti mengejar kalian. Dan ketika masa itu datang, pilihlah takdir cintamu, kelola cintamu, atur kadarnya, arahkan posisinya, dan kontrol kekuatan cinta sesuai dengan tempatnya”
Jadi perasaan itu tidak perlu kita matikan, tidak perlu kita bunuhkan, tidak perlu kita musnahkan, tidak perlu kita kejar-kejarkan, buru, dan cinta itu perlu kita kelola dalam wadah yang baik dan kesucian nilai.
Namun tidaklah mudah untuk menjaganya dan mengelola perasaan itu seperti membalik telapak tangan apalagi mengelola perasaan pada masa sekarang karena begitu ribuan godaan, rayuan, dan bisikan syetan maupun nafsu untuk menangkapi, merespon atau meletak perasaan di tempat nan salah sehingga salah mengekspresikan perasaan kita.
InsyaAllah banyak cara menuju roma hanya dibutuhkan azzam, tekat, niat, keinginan, dan kesebaran untuk menjaga hati menjadi hati yang perawan. Mari kita alih perasaan kita dan mengelola perasaan dengan berbanyak zikir, mengaji, bermanfaat untuk orang lain dan menyibukkan menjadi pribadi berilmu.
Ketika telah berazzam dan bersungguh-sungguh menjaga perasaan tersebut hanya mencintai Allah maka akan berlaku pula pertolongan Allah untuk memudahkan setiap urusan kita dalam menjaga dan menemu perasaan yang halal.
Jadikan itu sebagai pondasi memotivasi kita untuk senantiasa mengelola cinta menuju arah yang lebih baik dan tauti selalu hati kita dengan Allah Azza wajal’la
Mari kita lantunkan doa pernah dilafazkan SayyidQutb dalam denyut perasaannya”Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada Mu….maka kokohkanlah. Ya Allah ikatkanlah,kekalkanlah cintanya
Semoga kita termasuk hamba Ilah yang mampu menjaga, mengelola, dan menata perasaan hingga waktu Allah pertemukan kita dengan hamba Allah yang pantas untuk kita miliki perasaannya dan mari kita komitmen bangun perasaan kita hingga perasaan kekal hingga surga.

Lelaki Baik Untuk Perempuan Baik Dan Sebaliknya


اَلْخـَبِيـْثــاَتُ لِلْخَبِيْثـِيْنَ وَ اْلخَبِيْثُــوْنَ لِلْخَبِيْثاَتِ وَ الطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَ الطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبَاتِ.
“ Wanita-wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik, dan laki-laki yang tidak baik adalah untuk wanita yang tidak baik pula. Wanita yang .baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik. (Qs. An Nur:26)

Beberapa waktu yang lalu saya mendapatkan SMS tausiyah yang berisi ayat diatas yaitu surat An-nur ayat 26.Lalu ada seorang teman yang menanyakan, apakah benar isi ayat ini? Apakah mesti “otomatis” wanita yang tidak baik untuk laki-laki yang tidak baik juga?Bagaimana Seandainya dalam kehidupan nyata ada seorang pria yang baik dan dia mendapatkan wanita yang tidak baik?Apakah ayat Al Quran diatas salah?
Pertanyaan seperti itu sebenarnya menjadi pertanyaan saya juga dari dulu dan saya mencoba memahami apa yang saya pahami dari ayat tersebut.
Lelaki baik untuk perempuan baik..
Al-Qur'an sebagai Petunjuk 
Umat Islam diseluruh dunia meyakini bahwa Quran itu firman Allah.Artinya apa yang dikatakan Allah dalam Quran dipastikan benar.Tuhan memberi tahu kepada kita bagaimana cara kita mengenalnya dengan diutusnya nabi.Sebab akal manusia tidak akan sampai untuk mengenal siapa Tuhannya,oleh karena itu Tuhan memberi petunjuk.Petunjuk jalan yang lurus agar dapat mengenalnya.Dalam memahami petunjuknya berupa firmanNya,terdapat keterbatasan diri kita,sehingga firman Tuhan yang sudah pasti benar,bisa saja menjadi salah dengan pemahaman kita.

Karena apa yang dimaksud baik-salah itu adalah menurut Tuhan. Standar baik-buruk itu tentu saja sudah ditentukan oleh Tuhan.Bahkan kata baik-buruk itu ada karena adanya agama. Artinya apa?
Jika kita menilai sesuatu itu baik-buruk tentu saja berdasarkan kepada ajaran agama.Karena tidak logis jika kita menilai sesuatu itu baik/buruk hanya berdasarkan pemikiran sendiri,karena premis baik atau tidak baik itu muncul dari adanya Tuhan.Tuhan yang menentukan standar ini baik dan ini buruk.Sangat tidak rasional jika hanya menentukan baik/buruk hanya menurut kita karena premis yang digunakan kita ketahui dari Tuhan,sehingga dalam memahami ayat yang diturunkan Tuhan (Kauliah) atau ketetapan yang terjadi di bumi secara logis dapat kita katakan bahwa Allahlah yang mengetahui sesuatu itu baik atau tidak.

AnNur ayat 26
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”

Berangkat dari pemahaman diatas,tentu saja kita bertanya-tanya apakah yang dimaksud baik disini?Atau keji? Apakah kita dapat menentukan sesuatu itu baik atau tidak baik?Kalau kita cermati ayat diatas merupakan satu paket ayat yang bersambung ,tidak hanya putus pada kalimat “untuk wanita yang baik”tetapi masih berlanjut dengan bahasan tuduhan , juga ampunan.Artinya ayat ini sebenarnya diturunkan dalam konteks tertentu.Coba kita lihat konteks ayat ini turun
    Ayat ini diturunkan untuk menunjukkan kesucian ‘Aisyah r.a. dan Shafwan bin al-Mu’attal r.a. dari segala tuduhan yang ditujukan kepada mereka. Pernah suatu ketika dalam suatu perjalanan kembali dari ekspedisi penaklukan Bani Musthaliq, ‘Aisyah terpisah tanpa sengaja dari rombongan karena mencari kalungnya yang hilang dan kemudian diantarkan pulang oleh Shafwan yang juga tertinggal dari rombongan karena ada suatu keperluan. Kemudian ‘Aisyah naik ke untanya dan dikawal oleh Shafwan menyusul rombongan Rasullullah SAW. dan para shahabat, akan tetapi rombongan tidak tersusul dan akhirnya mereka sampai di Madinah. Peristiwa ini akhirnya menjadi fitnah dikalangan umat muslim kala itu karena terhasut oleh isu dari golongan Yahudi dan munafik jika telah terjadi apa-apa antara ‘Aisyah dan Shafwan.
    Masalah menjadi sangat pelik karena sempat terjadi perpecahan diantara kaum muslimin yang pro dan kontra atas isu tersebut. Sikap Nabi juga berubah terhadap ‘Aisyah, beliau menyuruh ‘Aisyah untuk segera bertaubat. Sementara ‘Aisyah tidak mau bertaubat karena tidak pernah melakukan dosa yang dituduhkan kepadanya, ia hanya menangis dan berdoa kepada Allah agar menunjukkan yang sebenarnya terjadi. Kemudian Allah menurunkan ayat ini yang juga satu paket annur 11-26.
Penjelasan An Nur 26 menurut para ulama
Jika dilihat dari konteks ayat ini, ada dua penafsiran para ulama terhadap ayat ini yaitu tentang arti kata “wanita yang baik” dan juga “ucapan yang baik”Sehingga dapat juga diartikan sebagai begini
Perkara-perkara (ucapan)yang kotor adalah dari orang-orang yang kotor, dan orang-orang yang kotor adalah untuk perkara-perkara yang kotor. Sedang perkara (ucapan)yang baik adalah dari orang baik-baik, dan orang baik-baik menimbulkan perkara yang baik pula. Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”

Kata khabiitsat biasa dipakai untuk makna ucapan yang kotor(keji) ,juga kata thayyibaat dalam Quran diartikan sebagai kalimat yang baik.Begitupun pada ayat ini berlaku bahwa kata khabiitsat dan thayyibaat

Hakam ibnu Utaibah yang menceritakan, bahwa ketika orang-orang mempergunjingkan perihal Siti Aisyah r.a. Rasulullan saw. menyuruh seseorang mendatangi Siti Aisyah r.a. Utusan itu mengatakan, “Hai Aisyah! Apakah yang sedang dibicarakan oleh orang-orang itu?” Siti Aisyah r.a. menjawab, “Aku tidak akan mengemukakan suatu alasan pun hingga turun alasanku dari langit”. Maka Allah menurunkan firman-Nya sebanyak lima belas ayat di dalam surah An Nur mengenai diri Siti Aisyah r.a. Selanjutnya Hakam ibnu Utaiban membacakannya hingga sampai dengan firman-Nya, “Ucapan-ucapan yang keji adalah dari orang-orang yang keji..” (Q.S. An Nur,26). Hadis ini berpredikat Mursal dan sanadnya sahih.

Ayat 26 inilah penutup dari ayat wahyu membersihkan isteri Nabi, Aisyah dari tuduhan keji itu. Di dalam ayat ini diberikan pedoman hidup bagi setiap orang yang beriman. Tuduhan keji adalah perbuatan yang amat keji hanya akan timbul daripada orang yang keji pula.Memang orang-¬orang yang kotorlah yang menimbulkan perbuatan kotor. Adapun ucapan-ucapan yang baik adalah keluar dari orang-orang yang baik pula, dan memang¬lah orang baik yang sanggup menciptakan perkara baik. Orang kotor tidak menghasilkan yang bersih, dan orang baik tidaklah akan menghasilkan yang kotor,dan ini berlaku secara umum

Di akhir ayat 26 Tuhan menutup perkara tuduhan ini dengan ucapan bersih dari yang dituduhkan yaitu bahwa sekalian orang yang difitnah itu adalah bersih belaka dari segala tuduhan, mereka tidak bersalah samasekali. Maka makna ayat diatas juga sangat tepat bahwa orang yang baik tidak akan menyebarkan fitnah,fitnah hanya keluar dari orang –orang yang berhati dengki,kotor, tidak bersih.Orang yang baik,dia akan tetap bersih,karena kebersihan hatinya

Yang Baik Hanya Untuk yang baik?
Pembahasan kedua yaitu tentang maksud ayat diatas yaitu “wanita yang baik” dan “wanita yang keji”.Dalam hal ini terjemahan Depag menggunakan arti wanita yang baik dan pemahaman ini berangkat dari para ulama yang menyatakan bahwa aisyah menrupakan wanita yang baik-baik,karena konteks ayat tersebut turun satu paket yaitu ayat 11-26 dengan ayat sebelumny tentang seseorang menuduh wanita yang baik-baik berzina.Maka jika diartikan begitu sesuai dengan perntanyaan diatas

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”

Dalam kaidah ushul ditetapkan bahwa kekhususan sesuatu tidak dapat diterima dan ditetapkan berdasarkan perkiraan,tetapi harus didukung dengan dalil.Dalam nash ini tidak ada dalil tentang kekhususan ayat ini.Ayat Quran bermakna umum,artinya berlaku juga untuk umatnya kecuali ada dalil tentang kekhususan ( bukan berarti kekhususan ini ada kata-kata ‘khusus’ contohnya pada wajibnya hijab hanya khusus pada istri nabi walalupun tidak ada kata khusus,dan tidak ada alasan untuk meniru-niru kekhususan hijab bagi istri nabi).
Ayat ini bersifat umum, bahwa wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, begitu juga sebaliknya. Namun yang perlu dipahami adalah ayat ini sebuah kondisi atau memang anjuran,sebab para ulama banyak mengemukakan pendapat tentang hal ini.Syaikh Muhammad Mutawalli as-Sya’rawi, ulama Mesir pernah berkata: ada dua macam kalam (kalimat sempurna) dalam bahasa Arab. Pertama; Kalam yang mengabarkan kondisi atau suasana yang ada.

Kedua Kalam yang bermaksud ingin menciptakan kondisi dan suasana. Kalam seperti ini bisa ditemukan dalam quran. Seperti firman Allah QS. ali-Imran: 97: Barang siapa yang memasukinya (baitullah itu) menjadi amanlah dia. Ayat itu kalau dipahami, bahwa Allah sedang mengabarkan kondisi dan suasana kota Mekah sesuai kenyataan yang ada, maka tentu tidak akan terjadi hal-hal yang bertolak belakang dengan kondisi itu. Akan tetapi, kalau ayat itu dipahami, sebagai bentuk pengkondisian suasana, maka Allah sesungguhnya tengah menyuruh manusia, untuk menciptakan kondisi aman di kota Mekah. Kalaupun kenyataan banyak terjadi, bahwa kota Mekah kadang tidak aman, maka hal itu artinya, manusia tidak mengejewantahkan perintah Allah.

Pemahaman yang sama juga bisa ditelaah pada ayat ini; Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). (QS. An-Nur: 26). Pada kenyataan yang terjadi, ternyata, ada laki-laki yang baik mendapat isteri yang keji, begitupula sebaliknya. Maka memahami ayat tersebut sebagai sebuah perintah, untuk menciptakan kondisi yang baik-baik untuk yang baik-baik, adalah sebuah keharusan. Kalau tidak, maka kondisi terbalik malah yang akan terjadi

Kalau kita bandingkan dengan Annur ayat 3 yang mana kalimat digunakan untuk umum
“laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki-laki yang berzina atau laki-laki musyrik”(An Nur ayat 3)

Yang mana di ayat ini lebih tegas mengandung “unsur perintah” untuk mencari pasangan yg sepadan. sehingga ayat 26 bisa dimengerti sebagai sebuah motivasi atau anjuran untuk mengondisikan dan bukan sebagai ketetapan bahwa yg baik “otomatis” akan mendapatkan pasangan yg baik. Hal ini tentu memerlukan usaha untuk memprbaiki diri lebih baik.

Ayat tersebut bukanlah merupakan janji Allah kpd manusia yg baik akan ditakdirkan dgn pasangan yg baik. Sebaliknya ayat tersebut merupakan peringatan agar umat islam memilih manusia yg baik utk dijadikan pasangan hidup.Oleh karena itu nabi bersabda tentang anjuran memilih pasangan yaitu lazimnya dengan 4 pertimbangan,dan terserah yang mana saja,namun yang agamanya baik tentu sangat dianjurkan, hal ini sesuai dengan anuran surat Annur ayat 26

Lalu bagaimana jika seseorang yang baik mendapatkan wanita yang tidak baik
Ayat diatas pemahaman saya memang bukan janji Allah tentang otomatisnya orang yang baik akan mendapat pasangan yang baik,Ayat tersebut secara umum memberitahukan kita bahwa orang –orang yang baik akan mendapat pasangan yang baik juga,dengan berusaha mengondiskan diri menjadi baik dan juga berikhtiar mencari pasangan yang baik.Namun baik dalam hal ini,pun secara logika dapat diartikan bermacam-macam.Secara khusus Allah membuat perumpamaan bagaimana seorang yang baik mendapatkan pasangan yang tidak baik.Hal ini dapat kita lihat pada kisah nabi Nuh, Nabi Luth,dan Juga Firaun.

“Allah membuat istri nabi nuh dan istri nabi luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. keduanya berada di bawah ikatan pernikahan dengan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba kami. lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suami mereka, maka kedua suami mereka itu tidak dapat membantu mereka sedikitpun dari siksa Allah, dan dikatakan kepada keduanya: ‘masuklah kalian berdua ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk neraka’.” (at-tahrim: 10)

Allah menakdirkan istri kedua nabi yang mulia ini justru tidak menerima dakwah suami mereka. padahal keduanya adalah belahan jiwa yang saling melengkapi, saling menemani dan mendampingi. kedua istri ini mengkhianati suami mereka dalam perkara agama, karena keduanya beragama dengan selain agama yang diserukan oleh suami mereka. keduanya enggan menerima ajakan kepada keimanan bahkan tidak membenarkan risalah yang dibawa suami mereka.

Lalu diayat selanjutnya kita temukan perumpamaan lain tentang suami yang tidak baik(fasik) dengan instri solehah salah satunya adalah asiyah binti mazahim, istri fir’aun. walau berada dalam kekuasaan fir’aun, asiyah mampu menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang muslimah. asiyah lebih memilih istana di surga daripada istana di dunia yang dijanjikan fir’aun. Allah mengabadikan doanya, dan Allah menjadikan perempuan fir’aun teladan bagi orang-orang beriman, dan ia berdoa, ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (at tahriim [66]: 11)

Bagi kita mungkin Firaun merupakan pria yang jahat,namun kisah Asiyah ini di Abadikan dalam Quran.Allah menjadikan Firaun merupakan pribadi yang “baik” bahkan sangat “baik” bagi Asiyah karena secara logis membuat Asiyah menjadi wanita yang ditinggikan derajatnya.Ia tetap dapat menjaga akidahnya,dari fitnah besar suaminya.Dalam hal ini baik tidak baik terlihat sekali,tentang suami soleh atau zalim , yaitu dalam hal Aqidah.

Kesimpulan

“..Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal ia baik bagi kamu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagi kamu. Allah Mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah:ayat 216)

“Dan di langit terdapat (sebab-sebab) rezekimu dan apa yang di janjikan kepadamu.”(Adz-Dzariyat:ayat 22)

Dalam Surat Annur Allah menetapkan bahwa Perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan rasul menetapkan beberapa panduan untuk kita pilih
“Dinikahi seseorang itu karena empat perkara, harta, kecantikan, keturunan dan agama. Maka pilihlah yang beragama, niscaya beruntung diri.”

“Pesan Abu Hurairah r.a. kepada puterinya: Pilihlah bakal suamimu orang yang bertaqwa karena jika dia suka kepadamu, dia mendoakan kebaikan untukmu. Jika dia tidak menyenangimu, dia tidak akan berlaku zalim terhadapmu

Proses mendidik hati bukan mudah seperti menenun kain yang indah, tapi perlukan kesabaran dan mujahadah.Ucapan yang baik akan keluar dari orang yang baik,ucapan yang keji akan keluar dari orang yang keji pula.Untuk mendapatkan sesuatu yang baik memang kita harus memperbaiki diri lebih baik. Tugas seorang hamba ke atas dirinya hanya membaiki dirinya sendiri tanpa terlalu memikirkan pengakhiran mendapat yang soleh ataupun sebaliknya. Kerana Allah tidak akan menzalimi orang yang sentiasa berusaha ke arah kebaikan.

“Sesungguhya Kami yang menurunkan Ad-dzikr,dan Kami pula yang menjaganya”.Akan ada para penghafal-pengahafal Quran,ulama-ulama yang akan menjaga Quran sampai akhir zaman,dan ayat ini akan tetap berlaku sampai kahir zaman

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).

Akan ada pula orang-orang yang berusaha memperbaiki diri,mebuat diri menjadi lebih baik dan mendapat pasangan yang baik,dan ayat ini tetap akan berlaku selama-lamanya

Wallahu Alam

10 Hal yang bisa membuat Lelaki Menangis

Lelaki menangis?
Mungkin sesuatu yang jarang terlihat ada seorang lelaki menangis. akan membuat lelaki itu kelihatan lemah di hadapan wanita. Namun ada kalanya juga lelaki menangis, seperti ketika ia ditinggalkan oleh orang yang paling disayanginya. Ketika laki-laki menangis, bukan sebutan cengeng atau kurang jantanlah yang harus dilontarkan padanya. Tapi lihatlah betapa sangat beratnya dia menahan deritanya, sehingga ada beberapa momen yang membuat dia perlu mengeluarkan air matanya yang berharga itu.
Cobalah perhatikan lelaki yang ada di sekeliling anda, seperti ayah, kakak atau adik lelaki, teman / suami. Sebenarnya mereka adalah manusia juga yang memiliki emosi dan rasa sehingga akan meneteskan air mata saat mengalami kegalauan ataupun kesedihan yang mendalam. Tetapi semua itu mereka tepis karena kalau menangis mereka akan terlihat bodoh dan tidak macho. Emosi, suka, gembira, duka, patah hati sebenarnya tidak ada kaitannya dengan macho atau kejantanan. Karena lelaki juga berhak untuk menangis dan itu manuasiawi sekali menyangkut hati dan perasaan, baik untuk meluapkan kegembiraan atau kesedihannya.
Ini dia 10 penyebab yang membuat lelaki tidak mampu lagi menahan air matanya sehingga membuat dia menangis yang dirangkum dari beberapa sumber.
1. Kematian Orang yang Dicintai :
Siapa yang tidak sedih kehilangan orang yang dicintai? Hal yang sangat normal ketika melihat lelaki menangis saat kehilangan orang dicintainya, baik kekasih, keluarga maupun teman. Malah terbilang jarang, lelaki yang tidak menangis jika ada orang terdekatnya yang meninggal.
2. Kematian Hewan Peliharaan :
Tak hanya manusia, kehilangan hewan kesayangan juga bisa membuat lelaki menitiskan air mata. Hubungan antara hewan kesayangan dan pemiliknya biasanya sangat dekat, jika dia sudah merawatnya sejak kecil atau banyak menghabiskan masa-masa indah bersama.
3. Melihat orang yang disayanginya Sengsara :
Lelaki tidak akan tahan jika melihat orang-orang yang disayanginya mengalami kesengsaraan. Lelaki bisa menangis ketika melihat kekasihnya terbaring di bilik ICU kerana sakit. Kegagalan menyelamatkan orang-orang tercinta dari situasi buruk, membuatnya kecewa pada diri sendiri dan akhirnya timbul kesedihan yang mendalam.
4.Mengecewakan Keluarga atau Orang Terdekat :
Arnold Schwarzeneggerdi kabarkan sempat menangis saat akan diceraikan isterinya karena ketahuan berselingkuh. Membuat kekasih atau orang dekatnya kecewa merupakan satu hal yang bisa membuat lelaki menangis. Dibandingkan membuat orang marah, perasaan bersalah akan lebih besar melingkupi dirinya jika orang tersayang jadi kecewa karena perbuatannya.
5.Dicampakkan :
Ditinggalkan kekasih karena lelaki lain, akan membuat harga dirinya turun drastis. Dia merasa egonya telah terluka sangat dalam. Pada peringkat kekecewaan dan sakit hati yang sudah parah, lelaki biasanya tidak akan dapat menahan air matanya lebih lama lagi.
6. Teringat Dosa kepada Keluarga (Orang Tua) :
Jangankan wanita, Lelaki pun sering sekali meneteskan air mata saat teringat dosa kepada keluarga terdekat terutama orang tua. Tingkat kesedihan dan rasa bersalah yang mendalam timbul saat teringat dosa dan kita tak dapat berbuat apa-apa karena gengsi. Sering kita temui di acara ESQ sebelum / sesudah UN di sekolah menengah atau saat Muhasabah di ceramah ustadz seperti AA Gym.
7. Membuat Orang Tuanya Bangga :
Baik lelaki maupun wanita, pasti berkeinginan membuat orang tuanya bangga. Tapi bagi lelaki, ada perasaan emosional tersendiri yang lebih kuat apabila melihat rona bahagia di mata orang tuanya. Hal ini karena secara sosial lelaki memang biasanya lebih dituntut untuk menjadi kebanggaan keluarga.
8. Ketika lamarannya diterima :
Tidak ada jawaban yang lebih diinginkan lelaki selain kata: “Ya, aku bersedia” ketika dia melamar kekasihnya. Air mata lelaki tidak hanya keluar pada saat sedih saja, tetapi juga saat dia merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Salah satunya, saat menikahi wanita yang dicintainya.
9. Saat Menikah :
Walaupun lebih sering wanita yang menangis saat mengucap janji suci di depan penghulu atau pendeta, lelaki juga bisa menitiskan air mata di salah satu momen paling penting dalam hidupnya ini. Ada ketegangan dan rasa emosional tersendiri ketika seseorang akan melangkah ke dunia baru dalam hidupnya.
10. Kelahiran Anak Pertama
Banyak lelaki yang merasa bangga apabila melihat kelahiran anak pertamanya. Perasaan bahagia biasanya akan semakin kuat ketika ia menyaksikan prosesi dari awal sampai bayinya lahir.
Quote:
Ketika laki-laki menangis, bukan sebutan cengeng atau kurang jantanlah yang harus dilontarkan padanya. Tapi lihatlah betapa sangat beratnya dia menahan deritanya, sehingga ada beberapa momen yang membuat dia perlu mengeluarkan air matanya yang berharga itu.

Don't You Remember



When will 
I see you again?
Kapan aku akan bertemu denganmu lagi?
You left with no goodbye, not a single word was said,
Kau pergi tanpa ucapkan selamat tinggal, tanpa sepatah katapun
No final kiss to seal any seams,
Tanpa kecupan terakhir 'tuk akhiri kebersamaan
I had no idea of the state we were in,
Aku tak tahu apa yang terjadi di antara kita

I know I have a fickle heart and bitterness,
Aku tahu hatiku plin-plan dan tak menyenangkan
And a wandering eye, and a heaviness in my head,
Dan mataku tak mau diam, dan kepalaku penuh masalah

CHORUS
But don't you remember?
Tapi tak ingatkan kau?
Don't you remember?
Tak ingatkah kau?
The reason you loved me before
Alasanmu dulu mencintaiku
Baby, please remember me once more,
Kasih, ingatlah aku sekali lagi

When was the last time you thought of me?
Kapan terakhir kali kau memikirkanku?
Or have you completely erased me from your memory?
Ataukah kau telah sepenuhnya menghapusku dari ingatanmu?
I often think about where I went wrong
Sering kuberpikir dimanakah salahku
The more I do, the less I know,
Semakin banyak yang kulakukan, semakin sedikit yang kutahu

But I know I have a fickle heart and bitterness,
Namun aku tahu hatiku plin-plan dan tak menyenangkan
And a wandering eye, and a heaviness in my head,
Dan mataku tak mau diam, dan kepalaku penuh masalah

CHORUS

Gave you the space so you could breathe,
Kuberi kau ruang agar kau bisa bernafas
I kept my distance so you would be free,
Kumenjauh agar kau bisa bebas
And hope that you find the missing piece,
Dan kuberharap kau kan temukan kepingan yang hilang itu
To bring you back to me,
Yang kan membawamu kembali padaku

CHORUS

When will I see you again?
Kapan aku akan bertemu denganmu lagi?