Adalah Mubarok,
seorang penjaga kebun anggur, nama nya berkah untuk kebun anggur yang dia jaga.
Panen berlimpah sejak bulan pertama tugasnya, pada bulan ketiga, si majikan
meninjau kebun dan memanggil Mubarok.
“Mubarok, ambilkan
untuk ku setangkai anggur terbaik”
Bergegas Mubarok
memilih anggur, dipetiknya setangkai anggur yang paling mengkilat dan kokoh,
segera diserahkan kepada sang majikan. Si majikan mencicipi sebutir dan masam
buah nya!
“Mubarok, apa kau sengaja
membuatku marah pagi-pagi? Ini masam buahnya! Cari lagi dan pilih yg bagus”
teriak sang majikan.
Bergegas Mubarok
mencari anggur lagi, kali ini di pilihnya anggur yang lembek, berair dan kusam.
Begitu diserahkan,
marahlah sang majikan “Dungu! Yang tadi mentah, sekarang busuk! Tak tau kah kau
mana anggur yang bagus?!”
“Tidak tuan.” Jawab
Mubarok polos
“Celaka, 3 bulan
kau jaga kebun ini dan kau tak tau mana anggur yang bagus? Lalu apa kerjamu?!!”.
Bentak sang majikan.
“Maaf tuan” jawab
Mubarok berkaca-kaca “saya tak tau, sebab tugas yang tuan embankan adalah
menjaga kebun, bukan mencicipi buahnya”.
Mendengar jawaban
Mubarok, si majikan spontan kaget. Betapa jujur, amanah dan wara nya si
Mubarok.
*****
Wara’, sikap yang
saat ini sepertinya sudah jarang sekali bisa ditemui. Wara’ sendiri mengandung
pengertian menjaga diri atau sikap hati-hati dari hal yang syubhat &
meninggalkan yang haram. Lawan dari wara’ adalah syubhat yang berarti tidak
jelas apakah hal tersebut halal atau haram.
Wara’ berbeda
dengan zuhud. Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak memberi manfaat di
akhirat, sedangkan wara’ adalah meninggalkan apa saja yang dikhawatirkan
bahayanya di akhirat.
Ibnu Taimiyah
berkata:
“Wara’ itu menahan
diri dari apa-apa yang akan memudaratkan, termasuk di dalamnya perkara-perkara
haram dan samar, karena semuanya itu dapat memudaratkan.”
Rasulullah SAW
bersabda : “Sesungguhnya yang halal itu jelas & yang haram itu jelas. Di
antara keduanya ada yang syubhat, manusia tidak banyak mengetahui. Siapa yang
menjaga dari syubhat, maka selamatlah agama & kehormatannya. Dan siapa yang
jatuh pada syubhat, maka jatuh pada yang haram” (HR Bukhari & Muslim).
Semoga kisah
Mubarok di atas bisa kita jadikan teladan, dan semoga kita bisa menjaga diri
dari hal-hal yang syubhat, Aamiin Ya Mujibassailin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar