Kamis, 17 April 2014

Wara'




Adalah Mubarok, seorang penjaga kebun anggur, nama nya berkah untuk kebun anggur yang dia jaga. Panen berlimpah sejak bulan pertama tugasnya, pada bulan ketiga, si majikan meninjau kebun dan memanggil Mubarok.

“Mubarok, ambilkan untuk ku setangkai anggur terbaik”

Bergegas Mubarok memilih anggur, dipetiknya setangkai anggur yang paling mengkilat dan kokoh, segera diserahkan kepada sang majikan. Si majikan mencicipi sebutir dan masam buah nya!

“Mubarok, apa kau sengaja membuatku marah pagi-pagi? Ini masam buahnya! Cari lagi dan pilih yg bagus” teriak sang majikan.

Bergegas Mubarok mencari anggur lagi, kali ini di pilihnya anggur yang lembek, berair dan kusam.

Begitu diserahkan, marahlah sang majikan “Dungu! Yang tadi mentah, sekarang busuk! Tak tau kah kau mana anggur yang bagus?!”
“Tidak tuan.” Jawab Mubarok polos

“Celaka, 3 bulan kau jaga kebun ini dan kau tak tau mana anggur yang bagus? Lalu apa kerjamu?!!”. Bentak sang majikan.

“Maaf tuan” jawab Mubarok berkaca-kaca “saya tak tau, sebab tugas yang tuan embankan adalah menjaga kebun, bukan mencicipi buahnya”.
Mendengar jawaban Mubarok, si majikan spontan kaget. Betapa jujur, amanah dan wara nya si Mubarok.

*****

Wara’, sikap yang saat ini sepertinya sudah jarang sekali bisa ditemui. Wara’ sendiri mengandung pengertian menjaga diri atau sikap hati-hati dari hal yang syubhat & meninggalkan yang haram. Lawan dari wara’ adalah syubhat yang berarti tidak jelas apakah hal tersebut halal atau haram.

Wara’ berbeda dengan zuhud. Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak memberi manfaat di akhirat, sedangkan wara’ adalah meninggalkan apa saja yang dikhawatirkan bahayanya di akhirat.

Ibnu Taimiyah berkata:
“Wara’ itu menahan diri dari apa-apa yang akan memudaratkan, termasuk di dalamnya perkara-perkara haram dan samar, karena semuanya itu dapat memudaratkan.”

Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya yang halal itu jelas & yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada yang syubhat, manusia tidak banyak mengetahui. Siapa yang menjaga dari syubhat, maka selamatlah agama & kehormatannya. Dan siapa yang jatuh pada syubhat, maka jatuh pada yang haram” (HR Bukhari & Muslim).

Semoga kisah Mubarok di atas bisa kita jadikan teladan, dan semoga kita bisa menjaga diri dari hal-hal yang syubhat, Aamiin Ya Mujibassailin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar