Momen
Idul Adha 1437 Hijriyah tinggal sebentar lagi, tepatnya akan digelar pada Senin
12 September 2016 nanti. Tim Global Qurban-Aksi Cepat Tanggap/GQ-ACT terus
mempersiapkan program ini, baik mengedukasi masyarakat calon pekurban dari
berbagai kalangan, melakukan asesmen daerah distribusi kurban, serta persiapan
stok hewan kurban.
Salah
satu Program GQ-ACT untuk mensukseskan kurban nanti adalah dengan mempersiapkan
stok hewan kurban yang berkualitas. Karena suksesnya kurban didukung salah
satunya dengan manajemen stok. Dengan
manajemen stok, menjamin pengadaan hewan kurban tak mengikuti fluktuasi
hargapasar, yang kerap lebih banyak naiknya disetiap kali momen kurban setiap
tahunnya. Maka, di titik ini, terjadi perjumpaan kepentingan mutualistis antara
GQ-ACT dengan peternak.
GQ-ACT
menggelar Program Lumbung Ternak Masyarakat/LTM, program ini ditujukan untuk
mendorong masyarakat agar mampu mengelola dan mengembangkan potensi ekonomi
lokal, agar dapat bangkit dari kesulitan ekonomi. Program LTM dilaksanakan di
lokasi yang memiliki potensi sumberdaya sesuai dengan kebutuhan program, yaitu
hewan ternak (kambing dan sapi) serta sumber pakan.
Saat
ini GQ-ACT telah memilik sejumlah
LTM yang sudah berjalan di berbagai
daerah, diantaranya: LTM Blora - Jawa Tengah, LTM Yogyakarta, LTM Bojonegoro -
Jawa Timur, LTM Tasikmalaya - Jawa Barat, dan LTM Nusa Tenggara Barat.
Untuk
memaksimalkan stok hewan korban, GQ-ACT saat ini tengah membangun 8 unit LTM,
di Desa Argobinangun, Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.
Menurut
Dede Abdurrahman, Koordinator Pembangunan LTM Sleman, pembangunan LTM ini sudah
dimulai sejak 11 Juni 2016, dilakukan secara bertahap dibangun 4 unit terlebih
dahulu.
“Kami
bangun 8 unit kandang untuk LTM di
Desa Argobinangun dengan kapasitas 1000
kambing, pembangunan dilakukan bertahap, saat ini tinggal proses finishing, 4
unit yang tengah dibangun ini satu minggu lagi insyaAllah sudah selesai.
Setelah itu kami akan bangun 4 unit lagi, yang ditargetkan selesai di akhir Juli
2016 nanti,”Jelas Dede
.
Aryanto
Putro (37), Koordinator pengelola LTM Sleman, mengungkapkan pengelolaan LTM di
Sleman ini sangat berbeda dengan pengelolaan LTM di Blora. LTM di Sleman dilakukan dengan sistem sentralisasi, kandang tersentral (terpusat) dengan
pemberdayaan sumber daya manusia/SDM penduduk sekitar.
“Pengelolaan
LTM di sini (Sleman) bersifat sentralistik berbeda dengan LTM GQ-ACT di Cepu,
yang dilakukan dengan pengelolaan hewan kurban di sekitar rumah pengelola
LTM masing-masing,”tuturnya. Aryanto
menambahkan di LTM Cepu sudah ada 2000
ekor hewan kurban kambing tersebar, di 20 Kepala Keluarga/KK yang menjadi pegawai/peternak GQ-ACT, dimana 1KK
mengelola 100 ekor kambing.
Program
LTM yang digagas GQ-ACT ini, selain mempersiapkan hewan kurban yang
berkualitas, juga meningkatkan
perekonomian para peternak yang bermitra dengan GQ-ACT.
Menurut
Aryanto ,Program LTM sangat memberdayakan, untuk membangun ekonomi umat
(mayarakat). Sangat prospektif, karena potensi di Indonesia itu mayoritas
adalah di peternakan dan pertanian.
“Alhamdulillah,
pegawai (peternak) LTM di Cepu itu gajinya sudah sampai standar upah minimum
Kabupaten/Kota (UMK),”ujarnya. Sedangkan untuk pegawai (peternak) LTM di
Sleman, selain digaji dengan standar UMK, menurut Aryanto mereka juga
difasilitasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan gratis melalui BPJS, yang semuanya ditanggung GQ-ACT.
Selain
itu, LTM juga sebagai sarana pendidikan yang mengedukasi masyarakat yang ingin
berternak dengan metode LTM. GQ-ACT mengedukasi dan memberi bimbingan kepada
peternak baik individu ataupun kelompok, tentang teknis pengelolaan hewan
ternak ala LTM.
“InsyaAllah
LTM di Sleman ini sangat menjanjikan, karena rata-rata peduduk di Kecamatan
Pakem selain petani, mereka adalah
peternak yang mencari rumput untuk
ternaknya yang hanya berternak beberapa ekor saja. Kami punya target 2 tahun
kedepan, kami bisa swasembada kambing,”tekadnya Aryanto penuh optimis.[]
(Muhajir Arif Rahmani)
Sumber: globalqurban.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar