Selasa, 30 Agustus 2016

LTM, Berdayakan Peternak Lokal dan Hasilkan Hewan Berkualitas




Momen Idul Adha 1437 Hijriyah tinggal sebentar lagi, tepatnya akan digelar pada Senin 12 September 2016 nanti. Tim Global Qurban-Aksi Cepat Tanggap/GQ-ACT terus mempersiapkan program ini, baik mengedukasi masyarakat calon pekurban dari berbagai kalangan, melakukan asesmen daerah distribusi kurban, serta persiapan stok hewan kurban.        
  
Salah satu Program GQ-ACT untuk mensukseskan kurban nanti adalah dengan mempersiapkan stok hewan kurban yang berkualitas. Karena suksesnya kurban didukung salah satunya dengan manajemen stok.  Dengan manajemen stok, menjamin pengadaan hewan kurban tak mengikuti fluktuasi hargapasar, yang kerap lebih banyak naiknya disetiap kali momen kurban setiap tahunnya. Maka, di titik ini, terjadi perjumpaan kepentingan mutualistis antara GQ-ACT dengan peternak.

GQ-ACT menggelar Program Lumbung Ternak Masyarakat/LTM, program ini ditujukan untuk mendorong masyarakat agar mampu mengelola dan mengembangkan potensi ekonomi lokal, agar dapat bangkit dari kesulitan ekonomi. Program LTM dilaksanakan di lokasi yang memiliki potensi sumberdaya sesuai dengan kebutuhan program, yaitu hewan ternak (kambing dan sapi) serta sumber pakan.

Saat ini GQ-ACT  telah memilik sejumlah LTM  yang sudah berjalan di berbagai daerah, diantaranya: LTM Blora - Jawa Tengah, LTM Yogyakarta, LTM Bojonegoro - Jawa Timur, LTM Tasikmalaya - Jawa Barat, dan LTM Nusa Tenggara Barat.

Untuk memaksimalkan stok hewan korban, GQ-ACT saat ini tengah membangun 8 unit LTM, di Desa Argobinangun, Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman.  

Menurut Dede Abdurrahman, Koordinator Pembangunan LTM Sleman, pembangunan LTM ini sudah dimulai sejak 11 Juni 2016, dilakukan secara bertahap dibangun 4 unit terlebih dahulu.



“Kami bangun 8 unit kandang untuk LTM  di Desa  Argobinangun dengan kapasitas 1000 kambing, pembangunan dilakukan bertahap, saat ini tinggal proses finishing, 4 unit yang tengah dibangun ini satu minggu lagi insyaAllah sudah selesai. Setelah itu kami akan bangun 4 unit lagi, yang ditargetkan selesai di akhir Juli 2016 nanti,”Jelas Dede
.     
Aryanto Putro (37), Koordinator pengelola LTM Sleman, mengungkapkan pengelolaan LTM di Sleman ini sangat berbeda dengan pengelolaan LTM di Blora. LTM di Sleman  dilakukan dengan sistem sentralisasi,  kandang tersentral (terpusat) dengan pemberdayaan sumber daya manusia/SDM penduduk sekitar.

“Pengelolaan LTM di sini (Sleman) bersifat sentralistik berbeda dengan LTM GQ-ACT di Cepu, yang dilakukan dengan pengelolaan hewan kurban di sekitar rumah pengelola LTM  masing-masing,”tuturnya. Aryanto menambahkan  di LTM Cepu sudah ada 2000 ekor hewan kurban kambing tersebar, di 20 Kepala Keluarga/KK yang  menjadi pegawai/peternak GQ-ACT, dimana 1KK mengelola 100 ekor kambing.

Program LTM yang digagas GQ-ACT ini, selain mempersiapkan hewan kurban yang berkualitas,  juga meningkatkan perekonomian para peternak yang bermitra dengan GQ-ACT.

Menurut Aryanto ,Program LTM sangat memberdayakan, untuk membangun ekonomi umat (mayarakat). Sangat prospektif, karena potensi di Indonesia itu mayoritas adalah di peternakan dan pertanian.


“Alhamdulillah, pegawai (peternak) LTM di Cepu itu gajinya sudah sampai standar upah minimum Kabupaten/Kota (UMK),”ujarnya. Sedangkan untuk pegawai (peternak) LTM di Sleman, selain digaji dengan standar UMK, menurut Aryanto mereka juga difasilitasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan gratis melalui  BPJS, yang semuanya ditanggung GQ-ACT.  

Selain itu, LTM juga sebagai sarana pendidikan yang mengedukasi masyarakat yang ingin berternak dengan metode LTM. GQ-ACT mengedukasi dan memberi bimbingan kepada peternak baik individu ataupun kelompok, tentang teknis pengelolaan hewan ternak ala LTM.

“InsyaAllah LTM di Sleman ini sangat menjanjikan, karena rata-rata peduduk di Kecamatan Pakem selain petani, mereka  adalah peternak yang mencari  rumput untuk ternaknya yang hanya berternak beberapa ekor saja. Kami punya target 2 tahun kedepan, kami bisa swasembada kambing,”tekadnya Aryanto penuh optimis.[] (Muhajir Arif Rahmani)     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar