Merebaknya kasus vaksin palsu mebuat para orangtua menjadi panik dan
cemas. Setidaknya empat rumah sakit dan dua apotik di Jakarta diyakini
menggunakan vaksin palsu yang disebar sindikat pemalsu. Vaksin palsu juga
ditemukan di Jawa Barat, Yogjakarta, Banten dan Sumatera Utara.
Menteri kesehatan dan Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Aman
Bhakti Pulungan, mengatakan bahwa vaksin palsu yang sempat beredar di
masyarakat tidak berdampak serius terhadap penerimanya. Selama ini juga belum
pernah dilaporkan adanya efek dan dampak buruk bagi penerima vaksin palsu.
Vaksin palsu juga diketahui juga dialmi oleh beberapa orangtua pasien
berburu vaksin karena stok rumah sakit diberbagai daerah sudah sering kosong.
Seperti diketahui persediaan vaksin impor seperti DpaT, Varicella, dan beberapa
vaksin lain sudah kosong dalam beberapa bula. Bahkan vaksin varicella untuk
cacar air sudah kosong dalam setahun. Karena persedian vaksin ini beberapa
orang tua kepanikan dan berburi vaksin di tempat mana saja yang menyediakan
vaksin.
Bahkan ada beberapa orangtua hars sampai vaksin di Singapura karena
menunggu vaksin tersebut tidak kunjung ada. Saat orangtua mencari vaksin di
pasar gelap tersebut maka resiko untuk mendapat vaksin palsu akan lebih mudah.
Dampak Vaksin palsu
• Anak yang dianggap kebal
terhadap penyakit yang dicegah dengan imunisasi tersebut. Karena vaksin palsu
maka anak jadi tidak kebal dan bisa terkena infeksi tersebut. Misalnya bila
anak sudah menerima vaksin DPaT HIB palsu anak tersebut masih bisa terkena
infeksi Difteri, Tetanus, Polio atau Infeksi HiB.
• Pemalsu biasanya tidak
higienis dalam pembuatannya. Bila itu terjadi maka beresiko terjadi infeksi.
Infeksi yang terjadi biasanya dalam beberapa hari timbul infeksi lokal pada
bekas suntikan muncul bengkak kemerahan dan keluar pus atau nanah. Gangguan
bengkak ini tidak akan membaik tanpa pemberian antibiotika. Terdapat sebagian
anak dengan riwayat kulit sensitif saat menerima vaksin juga mengalami
pembengkakkan tetapi pembekkan tersebut berbeda bukan karena infeksi karena
reaksi hioersesnitifitas vaksin. Pada kasus terakhir tersebut tanpa pemberian
antibiotika dan obat obatan akan membaik sendiri. Sampai saat ini belum ada
kasus infeksi pada pemberian antibiotika. Hal ini terjadi mungkin saja pembuat
vaksin palsu masih memperhatikan sterilitas produksinya karena pembuat vaksin
palsu adalah tenaga perwawat medis.
• Bila vaksin palsu bahannya
antibiotika bisa menimbulkan reaksi alergi pada penderita tertentu. Biasanya
gangguannya dalam waktu singkat dalam beberapa jam atau hari dengan reaksi gatal-gatal seluruh tubuh, mata bengkak,
bibir bengkan atau nafas sesak. tetapi kasus alergi antibiotika tersebut sangat
jarang terjadi.
• Dampak buruk lainnya
tergantung kandungan lainnya yang masih dalam penyelidikan BPOM dan Puslabfor
Polri.
Ciri ciri Vaksin wajib (hepatitis, BCG dan campak) palsu, Pediacel dan
Tripacel
• Vaksin Palsu kemasannya
tidak sesempurna aslinya.
• Nomor batch dan expired
date tidak jelas dan kabur.
• Vaksin Pediacel DPaT HiB
palsu tampak tutup botol vial vaksin warna biru lebih pudar. Kotak kemasan putih lebih buram atau lebih tidak cerah.
Tulisan dalam kemasan lebih kabur. Pada leaflet atau brosur keterangan obat
lambang vaksin lebih gelap dan tidak halus.
• Harganya yang tertulis di
kemasan tidak sesuai dengan harga yang dikeluarkan distributor resmi. Perbedaan
harga dari yang asli bisa mencapai 200 – 400 ribu rupiah.
Kapan harus curiga
• Bila penderita mendapatkan
vaksin dari oknum rumah sakit tertentu tanpa pembayaran resmi di kasir rumah
sakit atau membeli di apotek tertentu.
• Bila mendapatkan vaksin
yang sangat murah dibandingkan harga pasaran
• Bila membeli vaksin membeli
obat di toko obat atau apotek
• Bila dicurigai hal tersebut
di atas sebaiknya bekonsultasi dengan dokter untuk dilakukan vaksin ulang
Pencegahan:
• Tidak mudah membedakan vaksin
palsu bila tidak ada pembeda yang asli. Vaksin yang palsu bila tidak ada
pembedanya yang asli sangat mirip dengan yang asli. Dokter, perawat apalagi
orang awam sangat sulit membedakannya. Sehingga untuk membedakannya masyarakat
tidak terlalu penting karena sangat sulit mengetahui ciri ciri vaksin palsu.
• Beli vaksin pada dokter dan
rumah sakit yang terpercaya.
• Jangan melalui orang atau
pihak yang mengaku bisa mendapatkan vaksin murah dan mudah.
• Jangan beli vaksin pada
oknum perawat di rumah sakit bila transaksi jual belinya tidak melalui kasir
rumah sakit resmi. Beberapa kasus vaksin palsu kedapatan membeli vaksin di
perawat sebuah rumah sakit swasta yang terkenal ternyata palsu. Transaksi itu
dilakukan secara perorangan tidak melalui kasir resmi Rumah sakit karena di
duga penjualan tersebut binis perorangan dari perawat tersebut.
• Ternyata vaksin palsu tidak
selalu berharga murah. Seorang pembeli vaksin palsu juga membeli dengan harga
yang tidak jauh berbeda dengan vaksin asli
Sumber: mediaimunisasi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar